Kamis, 29 September 2011

Kesabaran Membawa Berkah

suatu ketika , ada seorang pemuda yang cerda intelektualnya , dia sekolah di sebuah SMA favorit di jakarta.perlu di ketahui dia adalah anak yang hidup di lingkungan keluarga sederhana .Suatu ketika ada seorang gurunya yang menawarinya untuk mengikuti tes beasiswa , untuk jenjang S1 di amerika.
Berita tsb , langsung ia kabarkan kepada orang tuanya , 
Pemuda : ibu , bapak tadi ada guru yang menawariku untuk belajar di amerika.Apakah kalian setuju jika        aku mengikutinya ??
Ibu : Ibu sih setuju nak ,tapi Bagaimana dengan biaya hidupnya , ketika kamu disana ?
Mendengar pendapat kedua orang tuanya itu , dia berkata
Pemuda : Ibu kita adalah hamba allah , allah pula yang membuat kita semua hidup , jika masalah biaya ayo , kita serahkan pada yang maha kaya ALLAH AZZA WA JALLA.
Ibu : Sungguh , hatimu sangat berkait dengan rabmu nak .Baiklah mari tiap malam kita berdo'a pada allah.
1 minggu Kemudian dia iku tes beasiswa tsb bersama 4 orang temannya(untuk kecerdasan temennya itu , jauh lebih rendah dibandingkan si pemuda itu).Tiap malam ia dan ibunya selalu qiyamul lail dan berdo'a, bermunajat kepada allah , merintih , menagis dihadapanNya supaya supaya anaknya lulus,sampai2 ibunya menyedekahkan sepeda motor satu2nya yang mereka miliki , demi mengaharap anaknya lulus dan terdaftar sebagai penerima beasiswa tsb.
Dan kemudian saat2 yang di tunggu2pun tiba , saat ia lihat di deretan penerima beasiswa , ALHAMDULILLAH ...
Dia gak lulus ,.. sedangakan 4 orang temannya lulus ...
Alhasil , diapun kecewa berat dengan hal tsb.


TAPI LIHATLAH RENCANA ALLAH SWT KEMUDIAN.

Lantas iapun langsung bergegas menemui allah , menuju rumah allah , Sholat 2 raka'at , dan kemudian dia bermunajat kepada allah ..
yaa rabb , aku tau yaa allah , bahwasannya hal tsb tidak baik untukku , dan aku percaya bahwa engkau akan berikan hal yang lebih baik untukku , tp ya allah , bagaimana dengan ibuku , bagaimana dengan ayahku , apakah mereka akan berlapang dada menerima ini semua ?? (sambil bercucura air mata).Ya allah , hamba tidak ingin membuat hati orang tua hamba sedih , hamba gtidak ingin membuta mereka kecewa , maka berikanlah aku jalan yang terbaik , untuk bisa membahagiakan mereka , Amin.
Setelah itu , iapun pulang dan memberitahukan kabar tsb kpd kedua orang tuanya , dan benar mereka sedih , sedih melihat anaknya gagal untuk belajar di amerika.Dan mereka berpesan : sabar ya anakku ! sungguh allah pasti akan memberikan hal yang lebih baik untukmu.Diapun terus bersabar , menjalani hari demi hari , bibirnya tak pernah lepas berzikir kepada allah.
Selang seminggu kemudian , salah satu tetangganya merasa iba kepadanya , kemudian dia di pekerjakan sebagai karyawan di toko bangunan miliknya.Si pemilik toko itu sangat senang kepadanya , karena kejujuran dan kesopanannya.
Singkat cerita si pemilik toko tsb sakit2an , kemudian ia MEMBERIKAN MANDAT KEPADA PEUDA ITU UNTUK MENGURUSI TOKO TSB , SELAMA SI PEMILIK TOKO SAKIT.waktu demi waktu , toko tsb bertambah ramai.3 hari sebelum si pemilik toko tsb meninggal , dia MENIKAHKAN PUTRINYA DENGAN SI PEMUDA , dan MEMBERIKAN TOKO TSB UNTUK DI KELOLA SEPENUHNYA.
1 tahun berselang toko itun menjadi ramai , hingga si pemuda ini kuwalahan untuk melayani pembeli.tak lupa setiap hari ia selalu menyisihkan uang hasil penjualan untuk bersedekah.Dan fantastis , OMSET penjualannya SETIAP HARI , bisa mencapai 100jt RUPIAH .
Hingga ia sekarang bisa mempekerjakan 20 orang karyawan , dan yang lebih hebatnya , DIA BISA SEKOLAH DI AMERIKA DENGAN BIAYA SENDIRI , BAHKAN SETIAP BULANNYA , DIA MENGAJAK SELURUH KELUARGANYA UNTUK BERLIBUR KE LUAR NEGERI.
Subhanallah ,
Yang bisa kita petik dari cerita tsb adalah , kegagalan itu biasa , kegagalan itu adalah nikmat allah , tapi yang membuat kegagalan itu menjadi sesuatu yang luar biasa adalah , ketika kegagalan itu kita adukan kepada allah , kita serahkan pada allah , kita teruss mendekat pada allah , maka allah akan berikan kepadanya suatu kebaikan yang tidak pernah ia kira sebelumnya ... dan satu lagi , biasakan dirimu untuk bersedekah setiap hari , walaupun hanya sedikit.
TETAP PERCAYA APADA ALLAH , TERUS BERTAQARRUB ILALLAH , KITA TIDAK PERNAH TAU PA YANG DIRENCANAKAN OLEH ALLAH , DAN INGATLAH , ALLAH SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK BAGI HAMBANYA ....

WALLAHU 'ALAM....

Teladan Keluarga Nabi

Ibnu Abbas meriwayatkan:
Pada suatu waktu kedua cucu nabi SAW yakni Hasan dan Husein sakit keras. Rasulullah dan para sahabat datang untuk mengunjungi mereka. Nabi juga berpesan agar Ali dan Fatimah bernazar untuk kesembuhan kedua putra mereka. Keduanya, diikuti Faidhah, pembantu mereka, bahkan anak-anak yang sedang sakit mengucapkan nazar: Jika Tuhan menyembuhkan Hasan dan Husein, mereka semua bernazar untuk melakukan puasa tiga hari berturut-turut.

Tak lama kemudian, kedua anak itu sembuh. Seluruh anggota keluarga melakukan puasa nazar. Karena mereka tidak punya makanan, Ali meminjam gandum dan Fatimah memasak sepertiganya. Ketika magrib tiba dan mereka hendak berbuka, seorang miskin datang mengetuk pintu: "Salam bagi kalian, wahai keluarga Rasulullah. Saya muslim yang miskin, berilah saya makanan. Semoga Allah memberi kalian anugerah-Nya." Semua anggota keluarga nabi itu memberikan bagian makanannya. Malam itu mereka berbuka hanya dengan minum air.

Pada hari kedua, kejadian yang sama terulang lagi. Seorang anak yatim mengetuk pintu rumah mereka. Sekali lagi mereka memberikan bagian roti dan melewatkan malam hanya dengan minum air saja.
Pada hari ketiga seorang tawanan datang. Lagi-lagi mereka mengakhiri puasa nazar-nya dengan minum air.

Pada hari keempat, Ali membawa putra-putranya menemui nabi. Begitu nabi melihat cucu-cucunya yang baru pulih dari sakit menggigil karena kelaparan, seperti anak-anak ayam menggelepar, nabi jatuh iba. "Aku sedih menyaksikan keadaan kalian." Beliau bangkit dan membawa mereka kembali ke rumahnya. Di situ, nabi melihat Fatimah sedang bersembahyang dan munajat. Perutnya kempis, seakan menempel pada tulang punggungnya. Matanya tampak cekung. Rasulullah SAW tampak sangat terharu melihat semua penderitaan ini.

Pada saat itulah, Jibril datang membawa wahyu dari Allah, permulaan Surat Hal Ata Alal Insan. Karena itu Dr. Iqbal menyebut keluarga nabi sebagai keluarga yang bermahkotakan Hal Ata. Surah ini disebut juga Surah Al-Insan, Surah Manusia. Keluarga nabi adalah makhluk yang sudah mencapai derajat kemanusiaan yang sebenarnya, insan kamil.

Wallahu a'lam.

Kedermawanan Membawa Berkah

Imam Ja'far Shadiq mengetengahkan sebuah riwayat dari ayahnya, Imam Muhammad Al Baqir, bahwa Imam Ali Zainal Abidin telah berkata:
Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib menghadap kepada Rasulullah SAW, lalu pulang. Ketika masuk rumah, Fatimah sedang duduk dan Salman Al Farisi sedang berada disisinya, sambil membentangkan kain yang ditenun Fatimah. Salman ini adalah bekas budak dari Persia, yang kemudian oleh Rasulullah dimasukkan sebagai anggota keluarga Rasulullah. "Salman minna, ahlul bait," demikian sabda Rasulullah SAW. Salman adalah bagian dari kami, Ahlul Bait. Ali bin Abi Thalib begitu melihat istrinya yang tercinta, lalu bertanya, "Hai wanita mulia, apa yang engkau miliki untuk kau hidangkan kepada suamimu?" Fatimah menjawab, "Demi Allah, aku tidak memiliki sesuatu, kecuali uang enam dirham dari Salman, sebagai upah tenunanku. Uang ini akan aku belikan makanan untuk Hasan dan Husein." Ali lalu berkata, "Hai wanita mulia, bawalah uang itu kemari. Biar aku yang belikan makanan untuk Hasan dan Husein."

Ali kemudian pergi ke pasar. Ditengah jalan, Ali bertemu dengan seorang laki-laki yang miskin. Laki-laki itu berkata, "Siapakah yang bersedia memberikan pinjaman kepada Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Menepati janji?" Ali begitu kasihan melihat keadaan lelaki tersebut, kemudian memberikan uang yang sedianya akan digunakan untuk membeli makanan. Lalu Ali kembali ke rumah dengan tangan hampa.


Rabu, 28 September 2011

Untaian Hikmah Syeikh Abu Bakar bin Salim

Beliau memiliki banyak kata mutiara dan untaian hikmah yang terkenal, antara lain:

Pertama:
Paling bernilainya saat-saat dalam hidup adalah ketika kamu tidak lagi menemukan dirimu. Sebaliknya adalah ketika kamu masih menemukan dirimu. Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa engkau takkan mencapai Allah sampai kau fanakan dirimu dan kau hapuskan inderamu. Barang siapa yang mengenal dirinya (dalam keadaan tak memiliki apa pun juga), tidak akan melihat kecuali Allah; dan barang siapa tidak mengenal dirinya (sebagai tidak memiliki suatu apapun) maka tidak akan melihat Allah. Karena segala tempat hanya untuk mengalirkan apa yang di dalamnya.

Kedua:
Ungkapan beliau untuk menyuruh orang bergiat dan tidak menyia-nyiakan waktu: “Siapa yang tidak gigih di awal (bidayat) tidak akan sampai garis akhir (nihayat). Dan orang yang tidak bersungguh-sungguh (mujahadat), takkan mencapai kebenaran (musyahadat). Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berjuang di jalan Kami, maka akan Kami tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kami”. Siapa pun yang tidak menghemat dan menjaga awqat (waktu-waktu) tidak akan selamat dari berbagia afat (malapetaka). Orang-orang yang telah melakukan kesalahan, maka layak mendapat siksaan.

Selasa, 27 September 2011

Belajar Pada Pensil

Kebijaksanaan Dari Sepotong Pensil ~ (mungkin ini dah sering di baca tapi tetap indah buat jadi renungan kita) “Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?” Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, “Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi. Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. “Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, “Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini”, Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil. 
pertama: pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.
kedua: dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”. 
ketiga: pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”. 
keempat: bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”.
kelima: sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan… Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan”. 

Senin, 26 September 2011

Qasidah Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz

Shollu alaa nuri Ahmad nuri manaazil yaa Muhammad
Yaa man khuliiq min nuwri robbi yaa man sumiiiyyy qobla yuulad


Bershalawatlah pada cahaya Nabi Muhammad Saw
Cahaya bimbingan yang menerangi rumah dan wilayah,yaa Muhammad Saw yang kurindukan.Wahai yang tercipta dari cahaya Tuhan-ku,wahai yang dinamai Allah Swt jauh sebelum kelahirannya (sebelum penciptaan Adam As)

Laylatan shofa fii Madinati thoba fihil wadaad.

Malam suci luhur di Madinah semakin semerbak dengan ketenangan rahasia kelembutan cinta

Jiwaru khairaal waraal mukhtar khairal ibaad.

Di samping semulia-mulia makhluk yang terpilih dan semulia-mulia hamba

Abu bakar As Siddiq

Abu Bakar As Siddiq ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Rasulullah Saw menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Abu Bakar As Siddiq atau Abdullah bin Abi Quhafah (Usman) bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi saw kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek yang keenam. Dan ibunya, Ummul-Khair, sebenarnya bernama Salma binti Sakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Nabi Muhammad Saw juga memberinya gelar As Siddiq (artinya 'yang berkata benar'), sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar as-Siddiq.
Abu Bakar As Siddiq tumbuh dan besar di Mekah dan tidak pernah keluar dari Mekah kecuali untuk tujuan dagang dan bisnis. Beliau memiliki harta kekayaan yang sangat banyak dan kepribadian yang sangat menarik, memiliki kebaikan yang sangat banyak, dan sering melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ibnu Dughunnah, sesungguhnya engkau selalu menyambung tali kasih dan keluarga, bicaramu selalu benar, dan kau menanggung banyak kesulitan, kau bantu orang-orang yang menderita dan kau hormati tamu.
An-Nawawi berkata: Abu Bakar As Siddiq termasuk tokoh Quraisy dimasa Jahiliyah, orang yang selalu dimintai nasehat dan pertimbangannya, sangat dicintai dikalangan mereka, sangat mengetahui kode etik dikalangan mereka. Tatkala, Islam datang Abu Bakar As Siddiq mengedepankan Islam atas yang lain, dan beliau masuk Islam dengan sempurna.
Zubair bin Bakkar bin Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ma’ruf bin Kharbudz dia berkata: Sesungguhnya Abu Bakar As Siddiq adalah salah satu dari 10 orang Quraisy yang kejayaannya dimasa Jahiliyah bersambung hingga zaman Islam. Abu Bakar As Siddiq mendapat tugas untuk melaksanakan diyat (tebusan atas darah kematian) dan penarikan hutang. Ini terjadi karena orang-orang Quraisy tidak memiliki raja dimana mereka bisa mengembalikan semua perkara itu kepada raja. Pada setiap kabilah dikalangan Quraisy saat itu, ada satu kekuasaan umum yang memiliki kepala suku dan kabilah sendiri.

Doa Nurbuat

Doa Nurbuat (Nurul Nurbuwah) merupakan satu-satunya doa yang memiliki banyak khasiat, tentu saja bila diamalkan dengan hati yang benar-benar ihklas karena Allah.
Dikisahkan bahwa Rasulullah setelah sholat subuh duduk di masjid bersama para sahabat. Kemudian datanglah malaikat Jibril membawa doa Nurbuat seraya berkata: “Aku diutus oleh Allah membawa doa Nurbuat untuk diserahkan kepadamu (Rasulullah).”
Doa Nurbuat:
Bismillaahir rohmaanir rohiim. Allahumma dhisshulthanil adziim. Wa dzil mannil qadim wa dzil wajhil kariim wa waliyyil kalimaatit tammaati wad da’awaati mustajaabati ‘aaqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi ‘ainil qudrati wannaazhirinna wa ‘ainil insi wal jinni wa in yakadul ladzinna kafaruu la yuzliquunaka bi-abshaarihim lamma sami’udz dzikra wa yaquuluuna innahu lamajnuun wa maa huwa illa dzikrul lil ‘aalamiin wa mustajaabu luqmanil hakiimi wa waritsa sulaimaanu daawuda ‘alaihis salaamu al waduudu dzul ‘arsyil majiid thawwil ‘umrii wa shahhih ajsadii waqdli haajatii waktsir amwaalii wa aulaadii wa habbib linnaasi ajma’in. Watabaa ‘adil ‘adaa wata kullahaa min banii aadama ‘alaihis salaamu man kaana hayya wa yahiqqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa. Wa nunazzilu minal qur’aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu’miniina. Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammmaa yashifuuna wa salaamun ‘alal murshaliina wal hamdu lillahi rabbil ‘aalamiin.
Artinya: (terjemahan bebasnya)

Manaqib KH.Muhammad Dimyati

KH Muhammad Dimyati atau dikenal dengan Abuya Dimyati adalah sosok yang kharismatis. Beliau dikenal sebagai pengamal tarekat Syadziliyah dan melahirkan banyak santri berkelas. Mbah Dim begitu orang memangilnya. Nama lengkapnya adalah Muhammad Dimyati bin Syaikh Muhammad Amin. Dikenal sebagai ulama yang sangat kharismatik. Muridnya ribuan dan tersebar hingga mancanegara.
Abuya dimyati orang Jakarta biasa menyapa, dikenal sebagai sosok yang sederhana dan tidak kenal menyerah. Hampir seluruh kehidupannya didedikasikan untuk ilmu dan dakwah.

Menelusuri kehidupan ulama Banten ini seperti melihat warna-warni dunia sufistik. Perjalanan spiritualnya dengan beberapa guru sufi seperti Kiai Dalhar Watucongol. Perjuangannya yang patut diteladani. Bagi masyarakat Pandeglang Provinsi Banten Mbah Dim sosok sesepuh yang sulit tergantikan. Lahir sekitar tahun 1925 dikenal pribadi bersahaja dan penganut tarekat yang disegani.
Abuya Dimyati juga kesohor sebagai guru pesantren dan penganjur ajaran Ahlusunah Wal Jama’ah. Pondoknya di Cidahu, Pandeglang, Banten tidak pernah sepi dari para tamu maupun pencari ilmu. Bahkan menjadi tempat rujukan santri, pejabat hingga kiai. Semasa hidupnya, Abuya Dimyati dikenal sebagai gurunya dari para guru dan kiainya dari para kiai. Masyarakat Banten menjuluki beliau juga sebagai pakunya daerah Banten. Abuya Dimyati dikenal sosok ulama yang mumpuni. Bukan saja mengajarkan ilmu syari’ah tetapi juga menjalankan kehidupan dengan pendekatan tasawuf. Abuya dikenalsebagai penganut tarekat Syadziliyyah

Kisah Uwais Al-Qarni

Uwais al-Qarni merupakan seorang tabiin dan tidak sempat melihat Rasulullah saw semasa hidupnya. Hidup Uwais dan ibunya sungguh amat sangat sederhana. Pakaian yang dimiliki Uwais cuma yang melekat di tubuhnya. Setiap hari dia lalui dengan berlapar-lapar. Dia hanya makan buah kurma dan minum air putih. Tidak pernah dia memakan makanan yang dimasak atau diolah. Jika mendapatkan rezeki lebih, lelaki yang matanya mudah meneteskan airmata ini tak segan-segan membagikannya kepada beberapa tetangganya yang serba kekurangan. Dia tidak menampakkan kesusahan maupun kesenangannya kepada orang lain.
Profil Uwais Al- Qarni

Uwais al-Qarni lahir di tengah keluarga miskin di sebuah desa terpencil di dekat Nejed, Yaman. Tidak ada yang mendokumentasikan hari kelahirannya. Ayah dan Ibunya yang taat beribadah, tidak mampu menyekolahkannya. Alhasil, dia mendapat pelajaran seadanya dari orang tua yang sangat dicintai dan ditaatinya. Ayahnya meninggal dunia ketika Uwais kecil. Sementara Ibunya sudah tua renta dan lumpuh. Penglihatannya pun kabur. Uwais tak punya sanak keluarga.
Dalam kehidupan keseharian, Uwais lebih banyak menyendiri dan diam. Dia pemuda yang tinggi badannya sedang, berambut lebat dan merah, matanya biru, pundaknya lapang panjang, serta kulitnya kemerah-merahan. Tidak sedikit kawan-kawan yang sering mengejek, menghina, menertawakan, dan mencapnya anak bodoh. Uwais tidak membalas perlakuan buruk tersebut. Dia lebih senang membantu meringankan beban orang tuanya dengan cara bekerja sebagai penggembala dan pemelihara ternak upahan. Pergaulannya hanya dengan sesama penggembala di sekitarnya.

Meraih Cita-cita Dengan DUIT

ali akbar bin agilDalam sebuah pertemuan di Panti Asuh Yatim-Piatu, seorang direktur yang dulunya hidup sebagai yatim bertanya kepada anak-anak di panti itu. “Anak-anak nanti kalau sudah besar, mau jadi apa?”
Anak-anak menjawab dengan antusias, “Saya mau jadi dokter.” “Saya mau jadi pilot.” “Aku mau jadi tentara.” “Aku mau jadi insinyur…” Walhasil, beragam cita-cita di masa depan, mereka ajukan sebagai jawaban atas pertanyaan, “Mau jadi apa?”

Setelah hampir semuanya menjawab, si penanya berkata. “Kalian boleh jadi apa saja, sesuka hati dan bakat kalian. Yang mau jadi pilot, monggo. Yang mau jadi tentara, polisi, dokter, insinyur, atau apa saja, silakan. Silakan, anak-anak. Tapi untuk menuju cita-cita tersebut, kalian harus punya DUIT!”

Anak-anak terbengong mendengar kata terakhir ini, DUIT. Berarti harus jadi orang kaya dong kalau mau meraih cita-cita, begitu kurang lebih gumam mereka. Sebelum mereka berpikir macam-macam, buru-buru sang direktur mengatakan, “Yang saya maksud DUIT di sini adalah singkatan dari Doa, Usaha, Istiqamah, dan Tawakkal.”

Menarik untuk mengurai ungkapan sang bapak direktur yang dulunya anak yatim, hidup pas-pasan namun dengan DUIT-nya kini ia telah meraih cita-citanya, setidaknya yang saya ketahui ia hidup layak dengan seorang istri dan dua anaknya di kota Malang.

Pertama, D = Doa. Sebagai manusia kita adalah makhluk yang lemah, lemah sekali. Kelemahan merupakan bukti kekurangan yang ada pada diri kita. Kekurangan itu meniscayakan bagi kita untuk berdoa kepada Allah. Dengan berdoa kepada Allah, kita mengadu, mengakui kelemahan dan kekurangan  itu.

Doa merupakan senjatu ampuh orang beriman yang tak dapat dipatahkan oleh senjata apapun. Doa melahirkan optimisme dan harapan dan juga memunculkan kemantapan dalam melangkah dan berpijak. Pupuk keimanan dan sumber penyemangat untuk terus berkarya mengukir amal adalah doa.

Kedua, Usaha. Islam sangat menghargai orang yang selalu tak putus berusaha atau bekerja. Baik yang berkaitan dengan upaya mencari penghidupan maupun yang berhubungan dengan peran sosial seseorang di tengah masyarakat. Rasulullah SAW menempatkan bekerja mencari nafkah sebagai amal yang dapat menghapus dosa.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir ra, Rasulullah SAW menegaskan, “Sesungguhnya di antara dosa itu ada dosa yang tidak dapat dihapus oleh shalat, puasa, haji, dan umrah, tetapi dapat terhapus oleh lelahnya seseorang dalam mencari nafkah.”

Dalam hadis yang lain, beliau juga menegaskan bahwa seseorang yang membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian memikul ke pasar, lalu menjualnya adalah lebih baik daripada ia harus meminta-minta. (HR Bukhari-Muslim).

Dalam sejarah kita melihat bagaimana hebatnya prestasi kerja para sahabat Rasulullah. Di antara mereka ada yang berdagang, bertani, dan menjalani berbagai pekerjaan halal lainnya. Mereka melakukan pekerjaan itu dengan penuh dedikasi dan semangat tinggi, di sela-sela perjuangan mereka menegakkan agama Islam.

Ketiga, Istiqamah. Istiqamah adalah sikap berpendirian yang kuat, tak mudah diombang-ambingkan dalam suatu kondisi. Tetap ajeg dan berdiri kukuh dalam membuktikan nilai-nilai keimanan.

Perintah Istiqamah terasa berat bahkan oleh Nabi Muhammad sendiri. Ketika turun ayat perintah istiqamah (Qs. Hudd : 11), dikatakan oleh Muhamamd Ali Ash-Shabuni dalam tafsirnya, “Tidak diturunkan sebuah ayat pun dalam Al-Qur`an kepada Rasulullah SAW yang lebih berat dari ayat ini, sehingga para sahabat berkata, “Mengapa rambut engkau cepat beruban, wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Surah Huud dan kawan-kawannya telah menyebabkan rambutku beruban.”

Keempat, Tawakkal. Tawakkal ialah sikap seorang Muslim dalam menyerahkan segala urusan kepada Allah. Namun, tawakkal bukan berhenti berikhtiyar dan berusaha untuk mencoba.

Di masa Rasul, ada seseorang yang tidak menambatkan tali ontanya dengan dalih ingin bertawakkal. Kata orang ini, “Ya Rasul, saya melepaskan onta milik saya, kemudian setelah itu bolehkah saya bertawakkal?“ Nabi menjawab, “Ikat dan tambatkan dulu, baru bertawakkallah!” Nabi memberi pelajaran kepada kita, dengan seolah mengatakan, “Berusahalah (ikatlah onta) terlebih dahulu lalu serahkan urusan setelahnya kepada Allah.”
sumber [catatan habib ali akbar bin agil]

Manaqib Alhabib Abdul Qadir bin Husein Assegaf Pasuruan

Kota Pasuruan mendapat keberkahan dari Habib Abdul Qadir bin Husein Assegaf, seorang ulama yang menggerakan majelis ilmu. Ia seorang ahli ilmu dan amal, sehingga dakwahnya diterima oleh masyarakat luas

Dalam sebuah acara haul Habib Alwi bin Segaf Assegaf, seorang waliyullah di Kebon Agung (Pasuruan-Jatim), Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf seorang mufti yang mukim di Jeddah pernah berkata pada hadirin, “Bahwa kalian semua, utamanya masyarakat Pasuruan patut bersyukur kepada Allah SWT. Setelah kalian ditinggal Habib Alawy bin Segaf Assegaf, kalian mendapatkan Habib Jafar bin Syaikhon Assegaf. Dan setelah Habib Jafar wafat, kini pengantinya diteruskan oleh menantunya, yakni Habib Abdul Qadir bin Husin Assegaf.”

Sabtu, 24 September 2011

Sirrul Asrar

PENGENALAN

Segala puji dan puja untuk Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang . Dia yang mengumpul segala pengetahuan di dalam Zat-Nya dan Dia jualah Pencipta segala pengetahuan dengan keabadian. Segala kewujudan bersumberkan Wujud-Nya. Segala puji bagi Allah lantaran Dia menghantarkan Quran yang mulia yang mengandungi di dalamnya sebab-sebab ia diturunkan iaitu untuk memperingatkan manusia tentang Allah. Dihantarkan-Nya kepada pembimbing yang memandu manusia pada jalan yang benar dengan yang paling Perkasa di antara agama-agama. Selawat dan salam ke atas Nabi Muhammad s.a.w yang tidak diajar oleh makhluk tetapi diajar oleh-Nya sendiri. Baginda s.a.w adalah nabi-Nya yang terakhir, penyambung terakhir pada rantaian kenabian yang diutus kepada dunia yang sedang hanyut di dalam huru hara, yang paling mulia di kalangan nabi-nabi-Nya, dimuliakan dengan kitab suci yang paling suci dan paling mulia. Keturunan baginda s.a.w adalah pembimbing bagi orang-orang yang mencari. Sahabat-sahabat baginda s.a.w adalah pilihan dari kalangan orang yang baik-baik dan murah hati. Semoga kesejahteraan dan keberkatan yang melimpah-limpah dikurniakan kepada ruh-ruh mereka.
Tentu sekali yang paling berharga di antara yang berharga, paling tinggi, permata yang tidak ternilai, barang perniagaan yang paling menguntungkan manusia, adalah ilmu pengetahuan. Hanya dengan hikmah kebijaksanaan kita boleh mencapai keesaan Allah, Tuhan sekalian alam. Hanya dengan hikmah kebijaksanaan kita boleh mengikuti rasul-rasul-Nya dan nabi-nabi-Nya. Orang yang berpengetahuan, yang bijaksana, adalah hamba-hamba Allah yang tulen yang Dia pilih untuk menerima perutusan Ilahi. Dia lebihkan mereka daripada yang lain semata-mata dengan kebaikan rahmat-Nya yang Dia curahkan kepada mereka. Mereka adalah pewaris nabi-nabi, pembantu-pembantu mereka, yang dipilih oleh rasul-rasul-Nya untuk menjadi khalifah kepada sekalian manusia. Mereka berhubungan dengan nabi-nabi dengan perasaan yang amat seni dan kebijaksanaan yang sangat tinggi.

Jumat, 23 September 2011

Beberapa pertanyaan Rasulullah SAW kepada iblis

Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat), Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?
Maka jawab Nabi dengan marah, Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?
Taklimat Iblis, Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya.
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu. Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?
Jawab Iblis:
Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku.

10 Keutamaan ilmu

Pernah Rasulullah SAW bersabda, "Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya." Pernyataan Rasulullah ini menimbulkan perasaan dengki kaum khawarij kepada Ali bin Abi Thalib. Sepuluh orang dari mereka kemudian berencana menguji Ali dengan sebuah pertanyaan yang sama. Jika Ali bisa menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang berbeda-beda, baru mereka akan percaya pada hadits nabi SAW di atas. Lalu masing-masing dari mereka menemui Ali dan mengajukan pertanyaan, "Wahai Ali, lebih istimewa mana antara ilmu dan harta?"

Dengan tenang namun tangkas, Ali bin Abi Thalib menjawab kesepuluh pertanyaan itu dengan jawaban yang berbeda beda disertai dengan alasannya:
"Pertama, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Haman dan Fir'aun.
Kedua, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu selalu menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang harus menjaganya.
Ketiga, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab orang berilmu akan memiliki banyak kawan, sedang orang kaya banyak musuhnya.
Keempat, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu bila dibagikan akan bertambah, sedangkan harta bila dibagikan akan berkurang.
Kelima, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab orang berilmu dipanggil dengan sebutan mulia, sedang orang berharta dipanggil dengan sebutan hina.
Keenam, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu tidak perlu dijaga, sedang harta minta dijaga.
Ketujuh, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab orang berilmu di hari kiamat dapat memberi syafa'at, sedangkan orang berharta di hari kiamat akan dihisab dengan sangat berat.
Kedelapan, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu jika dibiarkan tidak akan pernah rusak, sedang harta jika dibiarkan pasti akan berkurang (bahkan habis dimakan)
Kesembilan, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu menerangi hati, sedangkan harta bisa merusak hati (karena menyebabkan sifat kikir, takabur, dll).
Kesepuluh, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab orang berilmu bersifat lemah lembut dan selalu taat kepada Allah, sedang orang berharta seringkali bersifat takabur dan ingkar kepada Allah."

Sepuluh orang khawarij yang bertanya itu justru kemudian ditantang oleh Ali bin Abi Thalib, "Seandainya seluruh kaum kalian datang dan mengajukan pertanyaan yang sama tentang istimewa mana ilmu dibanding harta, tentu aku akan menjawab seluruhnya dengan alasan yang berbeda selagi aku masih hidup." Akhirnya orang-orang khawarij itu mengakui ketinggian ilmu Ali bin Abi Thalib.

Dosa yang Samar

Suatu ketika rasulullah berjalan dengan para sahabatnya ...
hingga suatu ketika beliau berhenti di sebuah padang pasir...
kemudian beliau berkata pada sahabatnya...
Rasulullah : wahai sahabatku , kumpulkanlah kayu , dan tumpuklah dihadapanku..
Sahabat : yaa rasulullah , bukankah tempat ini adalah sebuah padang pasir , apakah mungkin terdapat kayu disekitar sini ??
Rasulullah : kumpulkanlah kayu lalu tumpuklah di hadapanku (rasulullah mengulangi perintahnya)
Sahabat : sambil menggeser2 tanah , sahabat mencari kayu.
Setelah beberapa waktu , akhirnya kayu pun terkumpul banyak.
Rasulullah : wahai sahabatku , apakah engkau tau , apa makna dari semua ini ??
Sahabat : Tidak ya rasulallah.
Rasulullah : Engkau mengira bahwa di sebuah padang pasir yang gersang ini , engkau tidak akan menemukan kayu , tapi engkau lihat sendiri , engkau buktikan sendiri , bahwa terkumpul kayu sebanyak ini di hadapanku..
Seperti inilah, hamba2 allah , banyak dari mereka menganggap bahwa sudah tidak ada dosa pada diri mereka.. tp nyatanya banyak sekali dosa yang mereka tidak ketahui...
Ketahuilah bahwa ini baru engkau yang mencari , lantas bagaimana jika allah yang Maha Tau , mengumpulkan dosa2 kita.. kemudian dihadapkan kepadamu wahai sahabatku , maka akan lebih banyak dari perkiraanmu...
"Maka dari itu , janganlah kita merasa suci dari dosa , janganlah engkau merasa bahwa engkau bersih dari dosa , terus terus dan terus istiqomahkanlah untuk beristighfar kepada Allah , mohon ampun Kepada-Nya atas dosa2 yang telah kita perbuat."
Semoga allah menerima taubat kita..
Amin yaa Rabbal 'alamiin.

Fadhilah Sholawat

Disebutkan beberapa faedah shalawat atau manfaat shalawat dan mengucapkan salam kepada Nabi. Seperti yang dikatakan para ulama. Terutama Al Alamah Ibn Al Qayyim, dan Al Hafizh Ibn Hajar Al Haitsami dengan secara rinci dan ringkas.
Ada pun beberapa faedah shalawat atau dengan kata lain keutamaan shalawat dan mengucap salam kepada Rasulullah Saw, yaitu:
  • Shalawat adalah serupa dengan perintah Allah Swt.
  • Bersamaan dengan Allah Swt ketika kita bershalawat. Sedangkan jika shalawat kita berbeda. Shalawat kita adalah doa dan permohonan. Sedangkan shalawat Allah Swt adalah keagungan dan kemuliaan.
  • Malaikat pun ikut shalawat didalamnya.
  • Allah akan memberikan balasan sepuluh, jika orang tersebut mengucapkan shalawat sekali.
  • Shalawat mengangkat sepuluh derajat.
  • Dituliskan sepuluh kebaikan.
  • Shalawat menghapus sepuluh keburukan.
  • Shalawat akan mendatangkan pengijabahan atas doanya. Jika shalawat didahulukan maka akan menghantar kepada Allah Swt. Sedangkan jika tidak diucapkan ketika berdoa, maka doa tersebut akan menggantung antara langit dan bumi.
  • Penyebab syafaat Nabi, jika ia meminta perantaraan ataupun meninggalkannya.
  • Penyebab diampunkannya dosa.
  • Penyebab untuk dicukupkannya kesedihan oleh Allah Swt kepada hamba-Nya.
  • Penyebab kedekatan seorang hamba kepada Rasulullah Saw di hari Kiamat.
  • Menempatkan kedudukan sedekah pada yang sepuluh.
  • Penyebab ditunaikannya kebutuhan.

Menggali Hikmah Setiap Saat

"Orang yang berguru kepada orang yang tidak mengamalkan ilmunya akan semakin bertambah kebodohannya. Orang yang mengajar orang yang tidak mengamalkan ilmunya hanya menyia-nyiakan umurnya." -Fudhail bin Iyadh-
Yahya bin Muadz berkata,"Hikmah adalah pengetahuan suci yang diturunkan dari langit. Hikmah tidak akan masuk ke dalam hati orang yang memiliki salah satu dari empat sifat: (1) mengutamakan dunia di atas segalanya, (2) tidak percaya pada jaminan rezeki dari Allah, (3) hasud kepada saudaranya, (4) mencintai keluhuran dalam pandangan manusia."
Abu Hasan Al Harawi berkata,"Hikmah akan muncul dari empat keadaan; (1) selalu sedih atas dosa, (2) selalu siap menghadapi kematian, (3) suka mengosongkan perut (berpuasa), (4) senang bergaul dengan orang-orang zuhud.
Ibn Al Mubarak sering tampak gelisah seperti orang yang sakit kepala jika dia tidak mendapatkan tambahan ilmu dalam waktu sehari. Sebab, setiap saat dia mengisi waktunya dengan menggali hikmah (pengetahuan). Dia tidak merasa malu duduk bersama anak-anak kecil yang sedang mendengarkan pengajian dari ustadnya.
Suatu hari Ibn Al Mubarak terlihat sedang duduk di dalam masjid,"Sedang apa engkau, wahai Ibn Mubarak?" tanya seseorang kepadanya. "Menunggu ustadku untuk belajar," Jawabnya.
"Bukankah engkau ulama kesohor yang di akui keluasan ilmunya? Mengapa engkau masih mau belajar kepada orang lain yang boleh jadi ilmunya lebih sedikit daripada ilmumu?" lanjut si penanya.
Ibn Al Mubarak menjawab,"Belajar itu bukan untuk orang pintar atau orang bodoh, melainkan untuk semua orang. Andaikan saja aku telah hafal ilmu orang-orang dahulu dan orang-orang akan datang, aku akan tetap belajar kepada orang lain. Sebab, mencari ilmu itu bukan untuk menumpuk ilmu, melainkan melaksanakan kewajiban syariat. Mencari ilmu itu tidak terbatas oleh kepintaran. Yang membatasi pencarian ilmu adalah umur. Jika ruhmu telah meninggalkan jasadmu, saat itulah engkau tidak berkewajiban lagi menuntut ilmu."
"Apakah engkau tidak merasa malu ikut berdesak-desakan dengan orang awam untuk mendapatkan ilmu?" lanjut penanya.
"Seseorang justru harus malu jika tidak mampu menimba ilmu. Ketahuilah, engkau harus malu kepada Tuhanmu dan dirimu sendiri. Pantaskah engkau malu melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhanmu?" tanya Ibn Mubarak.
"Cukup sulit mencari orang sepertimu. Aku percaya ilmumu sudah sangat berlimpah. Namun engkau masih mau duduk bersama orang-orang biasa untuk mencari ilmu. Aku Kagum kepadamu." kata penanya.
Ibn Mubarak berkata,"Aku tidak butuh pujianmu. Tampaknya akan sangat baik jika engkau pergi sekarang juga dan tidak memujiku. Aku takut pujianmu akan membuat diriku ujub (bangga pada diri sendiri). Tidak sedikit orang yang celakakarena pujian. Ingatlah bahwa pujian itu bagaikan pisau tajam yang bisa menyembelih leher seseorang. Jika engkau ingin memuji, pujilah Allah."
Penanya tersebut lalu pergi dalam keadaan penuh kekaguman kepada Ibn Mubarak. Sepanjang jalan ia merenung untuk dapat menjadi murid beliau. Suatu saat ia pun ditakdirkan menjadi orang yang dekat dengan Ibn Mubarak sebelum wafatnya. Penanya itu adalah Syaikh Abd As Salam.
Sufyan Ats Tsauri berkata,"Hati-hatilah engkau dengan ilmu zahir. Sebab, ia dapat mewariskan permusuhan. Sibukkanlah dirimu dengan beramal ! janganlah engkau menyibukkan diri dengan berdebat. Jika engkau tidak dapat menahan emosi dan nafsu, janganlah banyak berdiskusi dengan temanmu."
Imam Ali RA berkata,"Aku hampir tidak pernah kalah dalam berdebat jika lawan bicaraku orang pintar. Namun, aku tidak pernah menang berdebat dengan orang-orang yang bodoh dan emosional."
Tradisi kental para sufi adalah mereka tidak segan untuk menerima hikmah dari mana atau siapapun yang mengeluarkannya. Hatim As Ashamm berkata,"Pungutlah hikmah dari mana pun engkau menemukannya. Sebab, ia adalah perkara yang hilang dari orang-orang mukmin. Jika engkau telah mendapatkannya, Maka ikatlah ia."

Takut Mendahului Ibu

Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, cucu Rasulullah SAW, adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya. Hanya saja, beliau tidak pernah tampak makan bersama ibunya. Sikap beliau ini tentu mengundang tanya sejumlah orang yang memperhatikan beliau. Hingga suatu saat, seseorang pun bertanya kepada beliau:
“Sepanjang pengetahuan kami, engkau adalah seorang yang sangat berbakti kepada ibumu, akan tetapi mengapa kami tidak pernah melihatmu makan bersamanya.”
Beliau menjawab: “Aku khawatir, jika kemudian tanpa sengaja tanganku mendahului mengambil suatu makanan yang telah dipandang oleh ibuku; makanan yang diinginkannya. Aku khawatir sikap ini menjadikanku sebagai seorang anak yang durhaka kepada ibunya.”


Di nukil dari: Surga Di Depan Mata, hal: 44.

Keutamaan Wudhu'

Wudhu' adalah salah satu proses bersuci secara lahir, untuk menghilangkan hadats kecil yang ada pada diri.Sesungguhnya tidak akan diterima sholat yang dilakukan tanpa bersuci.Maka hendaknya kita harus memperhatikan wudhu' kita.
Keutamaan Wudhu' :
1. Wudhu' adalah kuncinya sholat
sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi : "Kuncinya surga adalah sholat , dan kuncinya sholat adalah wudhu' " (kitab sunan AT-Tirmidzi).
2. Wudhu' dapat menghilangkan dosa yang diperbuat oleh anggota badan
Sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi : "Jika seorang muslim / mu'min berwudhu' , lalu ia membasuh wajahnya maka dosa-dosa yang berada di wajahnya karena pandangan mata , akan keluar bersama air atau bersama tetesan air yang terakhir atau yang semisal itu, jika ia membasuh tangan maka dosa-dosa yang berada di tangannya akan keluar bersama air atau bersama air yang terakhi , hingga ia keluar tanpa dosa sedikitpun". (kitab sunan AT-Tirmidzi).
3.Orang yang berwudhu akan mendapatkan wajah yang bercahaya di akhirat kelak, sehingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam akan meneganali mereka sebagai umatnya.
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Rahimahullah, ia berkata : “aku pernah mendengar kekasihku Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : ‘Kemilau cahaya seorang mukmin (kelak pada hari kiamat) sesuai dengan batas basuhan wudhunya.” [1]
Dari Abu Hurairah radiallahuanhu, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda : “Sungguh umatku kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (muka dankedua tangannya) kemilau bercahaya karena bekas wudhu. Karenanya, barangsiapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau cahayanya, hendaklah dia melakukannya (dengan memperlebar basuhan wudhunya)”
(HR. Bukhari Muslim)