Jumat, 09 Desember 2011

Cuplikan Kitab Sabilul Iddikar


Diriwayatkan dalam kitab “Sabilul Iddikar” Lil Imam Quthbil Irsyad Al-Habib `Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra halaman 67, bahwa orang yang meninggal dunia ruhnya masih tetap hidup, ada yang bahagia dan ada yang tersiksa sesuai amal perbuatannya masing-masing, Baginda Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya alam kubur adakalanya menjadi taman dari taman surga dan adakalanya menjadi jurang dari siksa neraka”.
Begitulah keadaan mereka sampai hari kiamat nanti, yaitu pada saat Allah SWT memerintahkan malaikat Israfil as meniup terompetnya yang pertama kali.

Diriwayatkan dalam kitab “Sabilul Iddikar” Lil Imam Quthbil Irsyad Al-Habib `Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra halaman 76:

”Pada saat malaikat Israfil meniupkan terompetnya yang pertama kali, maka setiap makhluk hidup dialam semesta mati saat itu juga, baik yang berwujud ruh atau yang berupa jasad, dilangit dan dibumi, kecuali dari sebagian malaikat yaitu: malikat pembawa Arsy, malaikat Jibril as, malaikat Mikail as, malaikat Israfil as dan malaikat `Izrail as. Kemudian Allah SWT menghendaki kematian bagi mereka semua, sebagaimana diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-Quranul Karim Lil Imam Ibnu Katsir (3/283) dan kitab Tanbihul Ghafilin (hal. 17), bahwa malaikat maut (`Izrail as), menghadap Allah SWT dan berkata:

”Ya Allah, sesungguhnya semua penghuni langit dan bumi sudah mati semua tak tersisa kecuali sebagian malaikat yang Engkau kehendaki”.

Kemudian Allah SWT berfirman:

”Wahai `Izrail, siapa saja yang masih hidup”.

Sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu.

Malaikat `Izrail as menjawab: ”Ya Allah, sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha Hidup kekal abadi, malaikat pembawa Arsy, malaikat Jibril as, malaikat Mikail as, malaikat Israfil as dan aku sendiri”.

Rabu, 07 Desember 2011

Tipu Daya Kaum Kafir Kepada Kaum Muslimin

Habib Umar bin Hafidz

Tahukah kalian? Sesungguhnya makna iman kalian kepada Allah dan para Rasul-Nya adalah janji yang telah kalian tetapkan dengan Allah ta’ala. Dan merupakan janji yang mengharuskan kalian keluar dari keikut-ikutan dengan orang-orang yang pemikiran dan pandangannya terbatas hanya kepada kesenangan dunia yang semu. Akan tetapi pemikiran dan pandangan mereka tersebut telah menyebar ke tempat-tempat kita wahai kaum muslimin. Ke surat kabar, radio, televisi, dan negeri kita kaum muslimin.

Adapun orang-orang kafir, mereka memang sudah kafir. Akan tetapi kebohongan mereka,tipu daya mereka dan kedustaan mereka telah menjajah banyak tempat dalam negeri kaum muslimin. Dan tiada kehidupan mereka kecuali sebagaimana yang telah dinyatakan Tuhan kalian bahwa kehidupan mereka hanyalah senda gurau dan permainan. Mereka bermaindan bersenda gurau. Dan setiap yang keluar dari Risalah ini hanyalah kesenangan yang menipu.

Dan disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya surga. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya cara mereka memandang dunia berbeda dengan yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Demikian pula cara berbicara dan pergaulan mereka berbeda dengan orang yang tidak beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya. Beginilah jejak para Rasul di atas kehidupan ini?

Apa penyebab kaum muslimin tertipu dengan apa yang mereka (orang kafir) sebarkan dan mereka katakan? Sehingga telah mati dari banyak hati kaum muslimin semangat untuk membela syariat Allah. Sehingga telah banyak pula yang terkubur dari hukum-hukum syariat Allah di tengah rumah tangga kita. Dan dari kita kaum muslimin yang telah berani berterang-terangan melakukan kemaksiatan terhadap Allah, melalaikan kewajiban-kewajiban terhadap-Nya, dan melampaui batas terhadap larangan-larangan-Nya.

Sayyidina Al-Ustadz Al-A’zham Al-Faqih Al-Muqaddam “Muhammad bin Ali RA”.

Disusun oleh As-Sayyid Muhammad Rafiq bin Luqman Al-Kaff Gathmyr

Managib ini adalah riwayat hidup“Sayyidina Syech As-Syuyukh Min Ahli As-Syari’ah Wat Thariqah Wa Imam Ahli Al-Haqiqah, Wa Farid Dahrihi Wa Ghazali Ashrihi Sayyid Al-Fariqain, Sayyid Thaiqah As-Shufiyah Wa Markaz Dairah Al-Wilayah Ar-Rabbaniyah Qudwah Al-Ulama Al-Muhaqqiqin, Taj Al-Aimmah Al-Arifin”
Guru dari segala guru Ahli Syari’ah dan Thariqah
Imam bagi para Ahli Hakekat
Ulama yang tiada bandingan bagai Imam Al-Ghazali dizamannya
Pemimpin dua golongan; Figh dan Tasawuf
Pemimpin para kaum Shufi,
Sumber ke-Walian yang berasal dari Tuhan
Panutan bagi seluruh Ulama’ Ahli Al-Haqeqat, Mahkota kepemimpinan kaum Al-‘Arifin,

beliau adalah:
Sayyidina Al-Ustadz Al-A’zham Al-Qutb Al-Ghauts Al-Karam Al-Faqih Al-Muqaddam “Abu Alwi”:
“Muhammad bin Ali Ba’alawi Ra.”
Wanafa’ana bibarkatihi fi Dunyawiyyat Wal Ukhrawiyyat Amin.

I. TEMPAT LAHIR DAN WAFATNYA SAYYIDINA AL-FAQIH AL-MUQADDAM RA
Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra, dilahirkan pada tahun 574 H/1176 M di Tarim, Hadhramaut Yaman Selatan, Beliau wafat pada tahun 653 H pada usia 79 tahun, pada malam Jum’at Zulhijjah 653 H, atau malam minggu di akhir bulan Zulhijjah tahun 653 H /1255M, dan dikebumikan di “Zanbal”, penanggalan wafat beliau diikhtisarkan dengan hitungan abjad Hijaiyah pada kalimat “Abu Tarim”.
Kota kelahiran beliau; Tarim yaitu satu kota kecil di Yaman Selatan, adalah kota yang dipenuhi keberkahan dari Allah SWT, makmur dengan orang-orang sholeh, ulama dan para wali Allah. (baca: Hadhramaut dan Tarim)

GURU-GURU SAYYIDINA AL-FAQIH AL-MUQADDAM R.A

Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra dididik oleh para Ulama’ yang terkemuka dari berbagai prinsip Ilmu pengetahuan, seperti Figh, Lughah, Tasawuf, dan berbagai ilmu-ilmu lainnya yang beliau pelajari langsung dari para ahlinya masing-masing.
Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra memperdalami ilmu Fiqh kepada:

1.As-Syech Abdullah bin Abdurrahman Ba’ubayd
As-Syech Abdullah bin Abdurrahman Ba’ubayd menghormati dan memuliakan Sayyidina Al-Faqih sekalipun beliau adalah muridnya. As-Syech Abdullah Ba’ubayd tidak akan mengajar sebelum dilihat oleh beliau Sayidina Al-Faqih telah hadir ke Majlis beliau, bilamana Sayidina Al-Faqih tidak datang beliaupun tidak akan mengajar. Perilaku beliau yang tidak lazim ini banyak ditanyakan orang, beliaupun lalu menjelaskan: ”Sesungguhnya aku menunggu izin untuk mengajar dari Allah SWT”.
Jawaban beliau ini mengisyaratkan betapa mulianya derajat Sayidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra dalam pandangan beliau karena “Izin” dari Allah SWT seperti yang beliau maksud tak pelak lagi adalah “mesti hadirnya” murid beliau sendiri yaitu; Sayidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra.
Selain beliau Sayyidina Al-Faqih juga memperdalami Fiqh kepada;
2.Al-Qodhy Ahmad bin Muhammad Ba’isa
dan beliau memperdalami ilmu Ushul serta beberapa prinsip ilmu lainnya kepada:

3.Al-Imam As-SyechAli bin Ahmad bin Salim Bamarwan dan
4.Al-Imam Muhammad bin Abu Al-Hub
beliau memperdalami ilmu Tafsir dan Hadist dari:
5.Al-Imam Al-Hafidz Al-Mujtahid As-Sayyid Ali bin Ahmad Bajudaid,
dan memperdalami ilmu Tasawwuf dan Hakekat dari:
6.Al-Imam Salim bin Basri dan
7.Al-Imam Muhammad bin Ali Al-Khatib,
dan paman beliau sendiri yaitu:
8.As-Syech Al-Habib Alwi bin Muhammad Shohib Mirbath,dan
9.As-Syech Sufyan Al-Yamani, dan masih banyak lagi Para Ulama’ dan Awliya’ yang telah membimbing beliau.
10.As-Syech Sa’id bin Isa Al-‘Amudy, menurut riwayat didepan beliaulah Sayyidina Al-Faqih Ra meletakkan pedang.

Semua guru beliau telah sama mengisyaratkan bahwa Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Ra telah mencapai satu maqam yang sangat luar biasa, sehingga membuat kecil maqam-maqam lainnya bila dibandingkan dengan “Maqam” yang telah Allah SWT berikan kepada beliau.
Pada masa Sayyidina Al-Faqih Ra, ilmu yang sedang berkembang pesat di Tarim Hadhramaut adalah ilmu Fiqh, jadi kebanyakan para Ulama’ disana adalah para Faqih , sedangkan ilmu Tasawwuf di Tarim dikala itu, belum berkembang pesat, kelak pada akhirnya nanti Sayyidina Al-Faqih lah sendiri yang mempelopori dan menghidupkan dan sekaligus menjadi Imam untuk pertama kalinya, bagi kaum “Mutasawwifin” di Tarim Hadhramaut, hal ini ditegaskan lagi oleh Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Hasan Al-Attas;
”Beliaulah orang pertama yang menyandang gelar “Syech bagi kaum Sufi” di Hadhramaut”

RIWAYAT KHIRQAH SAYYIDINA AL-FAQIH RA.

Definisi Al-Khirqah menurut As-Syech Muhyiddin Ibn Al-‘Araby Ra didalam Kitabnya “Al-Futuhat”adalah:
“Perlambang dari persahabatan, Ta‘addub dan Takhalluq”
Selanjutnya Qaul Ibn Al-‘Araby ini dikomentari oleh Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Hasan Al-Athas Ra:
“Sedangkan (kain) Khirqahnya sendiri (secara Majazi) terkadang memang tidak mesti dari Rasul Allah SAW secara langsung, Al-Libas itu sendiri sebenarnya adalah simbol dari Al-Libas yang Haqiqi yaitu Al-Libas At-Taqwa, telah menjadi kebiasaan dari para Wali Ash-Hab Al-Ahwal ,bilamana mereka mendapati kekurangan pada diri mereka maka merekapun akan mencari seorang guru atau Syech dari Jama’ah mereka untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan Lahiriyah maupun Bathyniyah pada diri mereka, dan bilamana segala kekurangan tersebut telah sempurna, maka merekapun diberikan “Al-Libas” sebagai simbol untuk penyempurnaan lebih lanjut, inilah Al-Libas yang dikenal dikalangan kita sebagaimana Nash Al-Manqul dari para Ulama’-ulama’ Ahli Haqeqat”

Khirqah para Wali mempunyai nilai prestise tinggi bagi masing-masing Wali yang bersangkutan, begitu pula Al-Khirqah Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra mempunyai satu nilai keistimewaan yang telah melampaui dimensi pemikiran orang-orang yang dikatakan oleh kaum Sufi sebagai “Ahli Al-Khawwash”, Khirqah yang beliau terima adalah Khirqah “Imamah Qutb Al-Kubra” yang merupakan perlambang dari “pangkat kepemimpinan tertinggi bagi para Wali dimasa itu”. Khirqah ini beliau terima dari As-Syech Al-Kabir Al-Qutb Al-Syahir “Abu Madyan” Syu’aib bin Abu Al-Husain At-Tilamisany Al-Maghriby , perlu pembaca ketahui Khirqah ini diberikan kepada Sayyidina Al-Faqih Ra bukanlah dengan kebetulan dan bukan pula karena permintaan beliau, tapi Khirqah ini diberikan kepada Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra sesuai dengan Isyarah dari Ri’ayah Ilahiyah.

Mengenai kebesaran serta keutamaan As-Syech Abu Madyan, bisa kita bayangkan sekilas, berdasarkan perkataan As-Syech Ali As-Sakran, kata beliau:
“As-Syech Abu Madyan adalah seorang “Pemimpin” para wali pada zamannya yang telah dizhohirkan oleh Allah SWT pada dirinya keajaiban-keajaiban sebagai tanda kebesaran-Nya, dan telah tersibak baginya rahasia-rahasia keghaiban dan namanya telah termasyhur di seluruh penjuru Negeri”.
Dari Tarbiyah beliau, telah banyak lahir ulama-ulama besar, nama beliau sangat termasyhur dengan ketinggian Ilmunya sehingga banyak tokoh-tokoh Tasawwuf terkemuka yang meminta pengajaran dan fatwa-fatwa beliau; beliau sangat disegani dikalangan para Ulama’ dan Masyaikh-Masyaikh dari seluruh Mazhab Thariqah.

KEUTAMAAN-KEUTAMAAN SAYYIDINA AL-FAQIH RA

Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra mempunyai Thakhshish Maziyyah Wal Fadhail yaitu berbagai keistimewaan-keistimewaan khusus yang diberikan Allah Jalla Wa’ala kepada beliau selaku Khawas Al-Khawas “Maqam kewilayahan” yang diberikan Allah SWT kepada beliau telah menjadi satu fenomena yang menakjubkan dalam Analisa para Wali pada zamannya. Para kaum Al-Arifin berkata:
”Sungguh telah membuat tercengang dan kagum para pemuka kaum Sufi dan para Wali pada zamannya akan Ahwal-nya As-Syech Al-Faqih, dan mereka semua tidak bisa menafsirkannya dengan penafsiran yang sempurna dikarenakan melampaui pengetahuan mereka”
Diceritakan bahwa As-Syech Al-Kabir Ibrahim bin Yahya Bafadhal didorong oleh rasa penasaran beliau, berkeinginan menemui As-Syech Abu Al-Ghayst Ibnu Jamil untuk menanyakan keadaan (hal) tiga orang yang pada saat itu mulai dikenal dikalangan masyarakat Hadhramaut, yaitu Sayyidina Al-Faqih, As-Syech Abdullah bin Ibrahim Baqusyair dan satu orang lagi yang tidak diketahui namanya, As-Syech Ibrahim sengaja pergi menemui As-Syech Abu Al-Ghayst hanya untuk menanyakan perihal tiga orang ini, ketika beliau telah sampai di Majlis As-Syech Abu Al-Ghayst, beliau duduk dibelakang, As-Syech Ibrahim menceritakan sendiri pertemuan beliau dengan As-Syech Al-Wali Ibn Al-Jamil,cerita beliau;
”Ketika aku telah sampai akupun duduk dibelakang, dan tanpa kusadari aku bergumam didalam hati;
”Sungguh tidaklah aku datang dari Hadhramaut
kesini hanyalah semata-mata untuk menanyakan perihal tiga orang ini”
maka belumlah habis aku berkata didalam hati,As-Syech Abu Al-Ghayst telah mengetahui tujuan kedatanganku,
beliau berdiri dan berkata:
”Siapakah diantara yang hadir bernama As-Syech Ibrahim?”,
lalu akupun mendatanginya
dengan ketajaman Firasah dan Kekasyafan beliau, As-Syech Abu Al-Ghayst memberitahukan apa yang ingin Syech Ibrahim Bafadhal tanyakan;
”Wahai Syech Ibrahim sesungguhnya engkau mendatangiku untuk menanyakan perihal As-Syech Muhammad bin Ali bukan?, As-Syech Abdullah Baqusyair dan lelaki yang tidak dikenal namanya?
As-Syech Ibrahim menjawab:
”Benar”
As-Syech Abu Al-Ghayst meneruskan
“Aku akan menjelaskan kepadamu perihal mereka bertiga, yang pertama (yaitu Sayyidina Al-Faqih Ra), tidaklah golongan kami (para Sufi dan Wali) dapat mencapai derajat beliau walaupun hanya setengahnya, adapun As-Syech Abdullah bin Ibrahim Baqusyair adalah seorang yang Sholeh, adapun orang yang satunya lagi adalah orang yang kupandang tidak mempunyai kelakuan yang baik”
Diriwayatkan bahwa As-Syech Alwi anak Sayyidina Al-Faqih Ra bertamu kepada As-Syech Ahmad bin Al-Ja’ad Ra, As-Syech Ahmad berkata kepada As-Syech Alwi:
”Apakah engkau “Alwi” yang sering disebut-sebut orang itu?”
jawab As-Syech Alwi:
”Benar aku adalah Alwi dan semoga aku dilindungi oleh Allah SWT dari jahatntya pengaruh omongan orang”
As-Syech Ahmad bertanya lagi kepada As-Syech Alwi:
”Bagaimana pendapatmu tentang Maqam Ayahmu Sayyidina Al-Faqih Ra?”
dijawab oleh As-Syech Alwi:
”Aku telah mengetahui keagungan Maqam ayahku tapi sulit bagiku untuk menjabarkannya”
Dalam satu kesempatan seorang Wali yang utama pada zamannya yaitu As-Syech Sufyan Al-Yamani berkunjung ke Tarim untuk berziarah kepada Nabi Allah Hud As dan kaum Sholihin yang berada disana, sekaligus untuk bertemu dengan Sayyidna Al-Faqih, lalu bertemulah beliau dengan Sayyidina Al-Faqih, Sayyidina Al-Faqih dalam kesempatan tersebut bertanya banyak kepada As-Syech Sufyan, mengenai masalah-masalah Ma’nawiyah di dalam Suluk, As-Syech Sufyan menjawab setiap pertanyaan beliau.Dalam pertemuan ini telah menghasilkan Takdib, Tahzib, dan Taqrib serta Ziyadah dan Faidah bagi beliau, kemudian setelah itu pulanglah As-Syech Sufyan ke Yaman, dan meninggalkan kesan yang mendalam kepada Sayyidina Al-Faqih Ra, dan hati beliau masih dipenuhi oleh banyaknya pertanyaan yang belum sempat beliau utarakan, dari permasalahan Tauhid dan Haqeqat, beliaupun meneruskan pertanyaan beliau melalui koresponden (surat menyurat) kepada Syech Sufyan, yang akhirnya membuat As-Syech Sufyan kewalahan dan akhirnya beliau menjawab;

SILSILAH KHIRQAH SAYYIDINA AL-FAQIH AL-MUQADDAM RA

Silsilah Khirqah Sayyidina Al-Faqih Ra ada dua, yang pertama berasal dari nasab beliau sendiri, dimulai dari ayahanda beliau, dan yang kedua dari As-Syech Abu Madyan Syu’aib Al-Maghriby.
Silsilah yang pertama yaitu berasal dari ayahanda beliau sendiri yaitu Al-Imam Al-Habib Ali Ba’alawi silsilah tersebut adalah sebagai mana nasab Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra yang telah kami uraikan diatas.
Adapun Silsilah yang kedua yaitu berasal dari As-Syech Abu Madyan Syu’aib Al-Maghriby dengan “Al-Wasithah” dua Syech yaitu 1.As-Syech Abdullah “As-Sholih” bin Ali Al-Maghriby yang diutus oleh 2.As-Syech Abdur Rahman bin Muhammad Al-Maq’ad yang diutus oleh As-Syech Abu Madyan Syua’aib Al-Maghriby. Secara detail silsilah Khirqah Sayyidina Al-Faqih Ra adalah sebagai berikut secara berurutan :

1. As-Syech Abu Madyan Syu’aib bin Abu Al-Husain Al-Maghriby dari:
2. Al-Imam Abu Ya’za dari:
3. Al-Imam Nur Ad-Din Abu Al-Hasan Ali bin Hirzihim (ada yg meriwayatkan;Ibn Hirazim) dari:
4. Al-Imam Al-Hafizd Al-Faqih Al-Qadhy Abu Bakar bin Abdullah Al-Ma’afiry dari:
5. Al-Imam Al-Hujjah Al-Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazaly dari:
6. As-Syech Al-Islam Wal Muslimin Imam Al-Haramain Abdul Malik beliau mengambil dari ayahandanya sendiri yaitu:
7. As-Syech Muhammad bin Abdullah bin Yusuf Al-Juwainy dari:
8. As-Syech Al-Arif Billah Ta’ala Abu Thalib Al- Makky Muhammad bin Ali bin Athyyah dari:
9. Al-Imam Al-Kabir Abu Bakar Dullaf ibn Jahdar As-Syibly dari:
10. Al-Ustazd Ahli At-Thariqah Wa Imam Ahli Al-Haqiqah Abu Al-Qasim Al-Junaid bin Muhammad Al-Baghdady beliau mengambil dari “Khalnya” yaitu;
11. As-Syech As-Syahir Abu Al-Hasan As-Sirry Al-Mughallis As-Siqty (As-Saqaty) dari:
12. As-Syech Al-Arif Billah Ta’ala Abu Mahfuzd Ma’ruf bin Fairuz Al-Karakhy dari:
13. Al-Imam Abu Sulaiman Daud bin Nushair At-Tha’iy dari:
14. As-Syech Abu Muhammad Habib bin Muhammad Al-Ajamy Al-Kharasany dari:
15. Al-Imam Al-Kabir As-Syahir Abu Sa’aid Al-Hasan bin Abu Al-Hasan Al-Bashry dari:
16. Al-Imam Ahli Al-Masyariq Wal Magharib Sayyidina Ali Bin Abu Thalib Ra
Al-Imam Ali bin Abu Thalib Ra dari Sayyidina Wa Habibana Rasul Allah SAW.
Dari Al-Imam Ma’ruf Al-Karakhy ada dua arah silsilah (bercabang dua arah), yang pertama seperti diatas dan silsilah beliau yang kedua dari Ahl Al-Bayt adalah sebagai berikut:

12. As-Syech Al-Arif Billah Ta’ala Abu Mahfuzd Ma’ruf bin Fairuz Al-Karakhy
13. Al-Imam Ali Ar-Ridha Ra, dari ayahnya;
14. Al-Imam Musa Al-Kazhim Ra dari ayahnya;
15. Al-Imam Ja’far As-Shodiq Ra dari ayahnya;
16. Al-Imam Muhammad Al-Bagir Ra dari ayahnya;
17. Al-Imam Ali Zainal Abidin Ra dari ayahnya;
18. Al-Imam Al-Husain As-Sibthy Ra dari ayahnya;
19. Al-Imam Ali bin Abu Thalib Ra, selanjutnya sama seperti yang kami uraikan diatas

KISAH-KISAH KEKERAMATAN SAYYIDINA AL-FAQIH AL-MUQADDAM RA.

Berkata As-Syech Abdullah Al-Idrus didalam Kitab beliau;”Al-Mawahib Al-Quddusiyah”As-Syech Ibrahim Baharwaz As-Syibamy mengatakan :
”Di Syibam masih disimpan Kitab-kitab yang menceritakan kekeramatan Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ra yang berjumlah lebih kurang seratus Riwayat mengenai kekeramatan beliau”

Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam mempunyai Ahklak yang mulia, beliau dengan Ketawadhu’annya membawa sendiri ikan yang beliau beli dari pasar ke rumah beliau, beliau melazimkan Al-Khumul
Kekeramatan Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra sangatlah banyak beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Berzikirnya pohon-pohon dan batu-batu di Wadi An-Nua’ar
Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam telah melakukan Riyadhah dan Mujahadah yang sangat luar biasa, dan beliau telah ber-Uzlah di lembah An-Nu’air selama setahun beribadah siang dan malam, pada satu kesempatan anak beliau; As-Syech Ahmad mengikuti beliau ke Wadi An-Nu’air maka tatkala ia sampai di lembah tersebut dia melihat Al-Faqih Muqaddam sedang berzikir Jahr , dilihat oleh As-Syech Ahmad seluruh yang ada di lembah tersebut termasuk seluruh batu-batuan dan pohon-pohonan berzikir mengikuti Al-Faqih Muqaddam lalu pingsanlah anak beliau As-Syech Ahmad yang dikala itu masih muda kemudian ketika dia sadar ayah beliau; Sayyidina Al-Faqih Muqaddam memperingatinya agar jangan mengulangi mengikuti beliau ber-Uzlah di lembah tersebut.


Jalan masuk menuju tempat khalwat Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra di Wadi ‘An-Nu’air

Tempat Khalwat Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra

2. Suara dari langit

Sayyidina Al-Faqih Ra didalam Bidayahnya mendengarkan seruan dari langit;

“Wahai Faqih Muhammad bin Ali, tingalkanlah urusan-urusanmu yang bersifat Zhohiriyah, menhadaplah engkau keharibaan kami, kamipun akan menyampaikan dan menolongmu, sesungguhnya kami mempunyai keinginan pada dirimu dan bagimu dari kami ni’mat yang selalalu bertambah, lazimkanlah dirimu selalu ber-tafrid didalam Tauhid, dan ber-Tajrid di dalam Tafrid, kami akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan kami dan kami akan memberikan engkau keutamaan, maka jangan engkau jadikan keinginan kami tersamar dalam keinginanmu, dan jadikan kepada kami awal tujuanmu dan kembalimu, dan jangan engkau alihkan tujuanmu selain kepada kami sesungguhnya kami mempunyai hamba-hamba yang Khusus yang akan kami sampaikan hajat-hajat mereka darimu kepada kami”

3. Keadaan keluarga Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra sepeninggal beliau

Diriwayatkan bahwa As-Syech Al-Kabir Al-Arif billah Ta’ala Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Ibad Ra datang ke Tarim sesudah wafatnya Sayyidina Al-Faqih Ra untuk menengok anak-anak Sayyidina Al-Faqih Ra beserta isteri beliau “Ummul Fuqara’ ” Al-Hababah Zainab R.anha, tatkala As-Syech Abdullah telah bertemu dengan Al-Hababah Zainab beliau berkata;
”Bagaimana keadaan kalian sepeningal Sayyidina Al-Faqih Ra?”
Al-Hababah Zainab R.anha menjawab:
”Keadaan kami sepeningal Sayyidina Al-Faqih tidak ada bedanya dengan sebelum beliau (Sayyidina Al-Faqih Ra) wafat, sedangkan keadaan Alwi bersama ayahnya sama sebagaimana pada waktu masa hidupnya, Ilmu dan Rahasia langit bagi kami seperti kami melihat Bumi mendatangi kami pada waktu siang dan malam, sedangkan Alwi datang kepadanya berselang sehari atau dua hari”

Rumah Sayyidina Al-Faqih Ra

4. Air yang naik dengan perintah Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Ra

Sayyidina Al-Faqih Ra dalam usia remaja yaitu ketika beliau masih belajar disalah satu Majlis Ta’lim di Masjid Tarim, beliau tertidur pulas ketika telah masuk waktu sholat, padahal bilamana ada siswa yang meninggalkan sholat berjama’ah akan dihukum oleh gurunya, (demikianlah pengajaran ketat di Tarim pada waktu itu yang betujuan untuk mendidik para siswanya untuk mengikuti sunnah-sunnah Rasul Allah SAW) sampai akhirnya para siswa sudah bersiap-siap untuk sholat berjama’ah Sayyidina Al-Faqih Ra masih tertidur, ketika beliau bangun beliau mengisyaratkan dengan tangan beliau kesumur Masjid tiba-tiba air pun naik dengan seizin Allah SWT lalu Sayyidina Al-Faqih Ra berwudhu’ dan tidak ketinggalan sholat berjama’ah.


Kisah Seorang Pengusaha

 بسم الله الرحمن الرحيم
Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU.Tubuhnya terbujur tak berdaya. Samar-samar dia melihat dokter yang merawatnya berbicara kepada istrinya. Dia tidak paham yang mereka bicarakan.Dokter itu menggelengkan kepalanya, kemudian istrinya terlihat sedih sambil memandangnya. Kemudian dia tak sadarkan diri.

Tepat pukul 24.00, saat orang-orang terlelap . Dia melihat sesosok bayangan terang. Sesosok itu menatapnya dingin.

" Aku adalah malaikat maut ..." katanya datar. Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

" Aku hanya memberi kabar padamu, Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan tetap hidup. Tapi jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia ! "

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya. Setelah itu Malaikat pun pergi dan akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Keesokan harinya, Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."

Malaikat itu menjawab, "aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 1 jam lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar mirip layar bioskop dan menunjukkan siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya.

Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku beritahu, kenapa Tuhan memberikanmu kesempatan kedua ?? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."

Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh,

"Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Ternyata sampai menit terakhir belum ada lagi orang yang mendoakannya...

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu ketika mereka menjenguk tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang hatinya berbisik mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini..

Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah. Engkaupun tidak pernah peduli terhadap penderitaan orang-orang di sekitarmu"

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Dan sadarlah bahwa dia memang orang yang tidak pernah peduli dan memiliki perhatian yang tulus kepada orang lain. Bagaimana mungkin orang lain tulus mendoakannya ??

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, " Selamat. Tuhan memerintahkanku menunda kematianmu ! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.
>
"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."

oOo

Saudaraku, Ketika kita sakit, atau meninggal dunia...
berapa banyak orang yang benar-benar peduli dan tulus mendoakan kita ?

oOo

Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?”

Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan.

Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan.

Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat.

Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR. Thabrani)

* Hadits ini dihasankan oleh Syeikh al Albani didalam kitab “at Targhib wa at Tarhib” (2623
 

Sabtu, 03 Desember 2011

Kalam Al Habib Umar bin Hafidz II

Setelah memuji kepada Allah SWT dan bershalawat kepada Rasulullah SAW beliau mengatakan bahwa di dalam majlis ini kalian telah memetik buah yang telah ditanam oleh Al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf dan beliau telah betul-betul baik dalam menanamnya, buah yang baik kita tinggal mengambilnya saja. Maka bagaimana kita lalai dan bermalas-malasan? Ini adalah barang yang berharga. Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan bagian kita bagian yang besar. Amin.

Beberapa tahun yang lalu mereka telah menanamkan untuk kita suatu ketenangan, ketentraman, cahaya ilmu dan inilah hasil dari tanaman mereka yang penuh barokah. Apa yang ditanam oleh orang-orang yang baik akan bertahan dan sebaliknya apa yang ditanam oleh orang-orang yang batil maka akan berakhir. Segala sesuatu yang ditanam oleh orang-orang bathil selalu berupa cacian atau makian kepada orang-orang sebelum mereka. Sedangkan tanaman-tanaman orang-orang yang baik bersih dari kedengkian dan penyakit hati.


Diceritakan suatu ketika Al Habib Abu Bakar bin Syihab pergi ke Sewun dan orang-orang bertanya tentang orang-orang Tarim, maka beliau menjawab, “Mereka adalah sesuai dengan firman Allah SWT, dan Aku telah mencabut apa-apa yang ada di hati mereka daripada dendam, mereka dalam keadaan bersaudara di atas dipan yang berhadap-hadapan”.


Disebutkan bahwa di masa hidupnya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi, antara dua gerbang yang ada di kota Sewun tak pernah terjadi suatu perselisihan dan pertengkaran. Diceritakan pula pernah ada satu orang ditugaskan untuk menjadi Hakim di kota Syibam, setelah beberapa lama si Hakim menjabat tidak ada satupun orang yang datang untuk mengadu kepadanya, sehingga suatu ketika si hakim berkata kepada penduduk kota tersebut; “Apakah di antara kalian tidak ada yang mempunyai masalah atau perselisihan? Sekian lama aku bertugas di sini dan aku mendapatkan gaji dari tugas tersebut tetapi aku tidak pernah bekerja. Merekapun menjawab; “ Wahai Hakim, masalah kami telah terselesaikan dengan firman Allah SWT yang artinya, Barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka dia akan mendapatkan pahala dari Allah SWT”.


Baru kemudian setelah 14 tahun si Hakim bertugas, datanglah 2 orang yang akan mengadukan masalah mereka masing-masing, maka disambutlah oleh si hakim dengan senang hati dan disuruh duduklah mereka berdua dalam posisi duduk yang sama. Kemudian setelah itu persidangan dimulai. Salah satu dari mereka berbicara:


“Bapak Hakim, saya pernah membeli sebidang tanah. Setelah sekian lama saya menemukan harta karun di dalamnya. Maka saya berikan harta karun tersebut kepada dia. Karena saya membeli tanahnya saja tanpa isi yang dikandung tanah tersebut. Tetapi bapak hakim yang mulia, dia menolaknya !”.


Si penjual tanah pun angkat bicara;


“Bapak Hakim anda tahu mengapa saya menolak harta karun tersebut? Karena saya menjual tanah kepadanya saya sudah niat bahwa tanah berikut isinya saya jual kepada orang tersebut”.


Kemudian bapak Hakim bertanya kepada keduanya;


“Apa maksud kalian berdua datang kemari?, merekapun menjawab; “bapak Hakim kan orang alim dan kita berdua yakin bahwasanya bapak akan sanggup untuk menyalurkan harta itu. Maka kami berdua bermaksud memberikan kepada bapak Hakim.


Si Hakim menjawab; “Kalian berdua pandai ingin menyelamatkan diri kalian dari bahaya dunia dan kalian lemparkan bahaya tersebut kepada saya, tidak, saya tidak akan menerima”.


Mereka berdua balik bertanya kepada Hakim untuk mencari solusinya.


Kemudian dengan sangat bijaksana bapak Hakim memutuskan serta bertanya kepada keduanya;


“ Apakah kamu punya anak perempuan?” tanya si Hakim kepada pengadu pertama. “Iya”, jawab dia. “Apakah kamu punya anak laki-laki?”, tanya lagi si Hakim kepada orang yang kedua. “Iya”, jawab dia.


Kemudian si Hakim berkata:


“Kawinkan kedua anak tersebut dan keluarkanlah 1/5 dari harta tersebut sebagai zakat rikaz dan sisanya gunakanlah untuk nafkah mereka berdua”.


Kalau kita lihat dari cerita di atas, masalah yang diajukan kepada si Hakim itu adalah suatu masalah yang aneh dan tidak kalah aneh dengan jawaban yang diberikan. Inilah mereka orang dulu yang tiada rasa dengki dan perselisihan di antara mereka. Mereka beradab dengan adab Al-Qur’an. Maka tidaklah berlebihan kalau setiap satu di antara mereka bagaikan bulan purnama.


Disebutkan pula bahwasanya pasar di kota Syibam setiap harinya tidak pernah sepi dari empat puluh wali yang berada di dalamnya. Sehingga ada satu orang sedikit ragu, maka duduklah dia di dalam pasar sambil menghitung orang-orang yang dia yakini sebagai wali. Tidak lama kemudian lewat di depannya seseorang dan terlintas dalam hatinya bahwa orang baru saja lewat di depannya bukanlah wali. Tapi alangkah terkejutnya dia dengan ucapan orang yang lewat itu yang mengatakan kepadanya; “Masukkan aku, karena aku adalah termasuk bagian dari mereka”.


Pernah juga diceritakan ada satu orang dari Sewun ketika akan melakukan perjalanan menuju Tarim dia diamanati sesuatu oleh seseorang serta diperintahkan untuk menyerahkannya kepada siapa saja orang yang dia jumpai pertama kali.


Maka berangkatlah dia ke Tarim, sesampai di Tarim orang yang pertama kali dijumpai adalah seorang polisi. Maka dia pun bertanya dalam hatinya, tidak akan aku berikan barang ini kepada polisi ini, aku akan mencari orang yang baik dan memberikan kepadanya. Tanpa ia sangka sedikitpun polisi tadi berkata kepadanya; “Berikan barang itu kepadaku”.


Juga pernah seorang wali dari Sewun hendak pergi ke Tarim. Si wali tersebut ingin sekali mengerjakan shalat Asharnya di Tarim, sedangkan matahari sudah hampir terbenam. Maka dengan izin Allah SWT, sang wali menahan matahari tersebut supaya tidak terbenam dulu. Sesampainya di Tarim wali tersebut dihadang oleh sekelompok orang perempuan sambil berkata; “Wahai syekh lepaskan matahari tersebut, karena kami sedang melaksanakan puasa dan kami ingin segera berbuka”.


Cerita-cerita di atas menunjukkan kepada kita tentang pentingnya berbaik sangka (husnudzon) kepada semua orang yang kita jumpai. Dikatakan bahwa orang yang husnudzon adalah benar walaupun dia ternyata salah dan sebaliknya orang yang suudzon dia dihukumi salah walaupun dia benar pada hakikatnya.


Wallahu A`lam.

Kamis, 01 Desember 2011

Kisah Seorang Bapak, Anak, Dan Seekor Keledai

dulu ada seorang bapak ingin brpergian,ia mengajak anak dan seekor keledainye untuk di tunggani
ketika melewati perkumpulan,ada seorang dari perkumpulan itu brkta:liatuh anak durhaka masa bapaknye di suruh jalan anaknye naek keledai
mendengar perkataan itu,anak itu brkata:wahai ayah lebih baik ayah saja yg naik keledai aku yg jlan,
maka naiklah ayahnya kekeledai
gak lame kmudian mereka brtemu dgn sekumpulan ibu" dan berkata:bapak gak tau diri,masa anaknye di suruh jalan
berkatalah bapak ini:bagaimana kalau qte naekin berdua aje ne keledai nak
naeklah ia berdua kekeledai dan meneruskan perjalanannya
gak brape lame mereka brtemu lagi dgn para pemude yg lagi nongkrong dan berkata:liatuh org gak tau belaskasi mase keledai kecil bgitu di naekin berdua
mendengar prkataan itu,ayah itu brkata:qte gotong aje ne keledai berdua biar qte gak disalahin lgi
maka digotonglah,lagi asyik gotong mereka ketemu ma seseorang yg brkata:ente berdua dah gile mase keledai di gotong" bukannye di naekin

Masya Allah salah lagi

ksimpulannye
jgn dengerin orang kalo qte brbuat bae,slama ntu kebaean lanjutkan

Jumat, 25 November 2011

Wanita Yang Pertama Kali Masuk Surga

Adalah seorang wanita yang bernama Muti’ah.
Wanita yang diperkenankan masuk surga pertama kali..!!


Kaget? Sama seperti Fatimah ketika itu, yang mengira dirinyalah yang pertama kali masuk surga.

Siapakah Muti’ah?
Karena rasa penasaran yang tinggi, Fatimah pun mencari seorang wanita yang bernama Muti’ah ketika itu. Beliau juga ingin tahu, amal apakah yang bisa membuat wanita itu bisa masuk surga pertama kali?

Setelah bertanya-tanya, akhirnya Fatimah mengetahui rumah seorang wanita yang bernama Muti’ah. Kali ini ia ingin bersilaturahmi ke rumah wanita tersebut, ingin melihat lebih dekat kehidupannya. Waktu itu, Fatimah berkunjung bersama si kecil, Hasan. Setelah mengetuk pintu, terjadilah dialog.

“Di luar, siapa?” kata Muti’ah tidak membukakan pintu.
“Saya Fatimah, putri Rasulullah”

“Oh, iya. Ada keperluan apa?”
“Saya hanya berkunjung saja”

“Anda seorang diri atau bersama dengan lainnya?”
“Saya bersama dengan anak saya, Hasan?”

“Maaf, Fatimah. Saya belum mendapatkan izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki”

Senin, 21 November 2011

Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa

Bismillahirrahmannirrahim,,,

Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang membunuh 99 jiwa, lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (ahli ibadah), lalu ia mendatangi rahib tersebut dan berkata, ‘Jika ada orang yang membunuh 99 jiwa, apa taubatnya bisa diterima?’

Rahib pun menjawab, ‘Tidak.’ Lalu orang tersebut membunuh rahib itu sehingga genap sudah dia membunuh 100 nyawa.

Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang ‘alim, lalu dia berkata, ‘Jika ada orang telah membunuh 100 jiwa, apakah masih ada pintu taubat untuknya?’

Saat - saat Sakaratul Maut

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.

Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri: “Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!”

Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan…Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah.Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.

Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.

Di sana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.

Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Pekejaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi.

Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak.

Aku bingung dan sering melamun sendirian…banyak waktu luang…pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh…tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentult penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.

Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengalihkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.

Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil daIam kondisi sangat kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.

Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.

Jumat, 18 November 2011

Keutamaan bismillah

Bismillah, alhamdulillah wa shalaatu wassalaam ‘ala rasuulillah wa ‘ala aalihi wa man tabi’ahu bi ihsan ila yaumiddin.

Seuntai kalimat yang sangat mulia, begitu mudah dilafalkan serta mendatangkan keberkahan. Dengan basmalah Allah Ta’ala membuka kitabnya yang mulia, dengan basmalah pula pembuka surat Nabi Sulaiman kepada Bilqis, dan dengan basmalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membuka surat-suratnya kepada para raja untuk mengajak mereka melakukan penghambaan diri hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dengan membaca banormalah semoga Allah melimpahkan kepada kita keberkahnnya serta melindungi kita dari keburukan setan.

Keutamaan Basmalah

1. Membacanya dapat membuat setan menjadi kecil

Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya meriwayatkan dari seseorang yang dibonceng oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata,

“Tunggangan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tergelincir, maka aku katakan: ‘Celaka setan.’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Janganlah engkau mengucapkan ‘celakalah setan.’ Karena jika engkau mengucapkannya, maka ia akan membesar dan berkata: ‘dengan kekuatanku, aku jatuhkan dia.’ Jika engkau mengucapkan bismillah, maka ia akan menjadi kecil hingga seperti seekor lalat.’”(HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)

Ini merupakan berkah dari ucapan “Bismillah “
2. Disunnahkan membaca basmalah sebelum memulai pekerjaan.

Kamis, 17 November 2011

Kemulian dan Keistimewaan Nabi Muhammad oleh Al-Allamah As-Sayyid Muhammad bin Alwiy Al-Maliki Al-Hasani

Kemulian dan Keistimewaan Nabi Muhammad oleh Al-Allamah As-Sayyid Muhammad bin Alwiy Al-Maliki Al-Hasani
Published on February 15, 2010 in Bulan Mawlid / Rabiul Awal, Mencintai Rasullullah dan Ahlul Bait, Artikel Islam and Habib.
Di dalam Kitab “Muhammad s. a. w. Insanul Kamil”, karangan Al-Allamah As-Sayyid Muhammad bin Alwiy Al-Maliki Al-Hasani, ada menyatakan beberapa perkara mengenai kemulian dan keistimewaan Nabi Muhammad yang diutuskan sebagai rasul yang terakhir yang sentiasa menyeru manusia ke arah kebahagian dunia dan akhirat, iantaranya ialah:
1. Muhammad Rasulullah s. a. w. adalah manusia pertama yang diciptakan Allah swt iaitu ketika Nabi Adam a.s masih dalam keadaan antara roh dan jasadnya ( dari hadith riwayat Tirmizi).
2. Allah telah menetapkan bahawa semua nabi bermula dari Nabi Adam hinggalah Nabi Isa a.s terikat dengan janji bahawa mereka akan beriman dan seterusnya membela atau membantu Rasulullah s. a. w. Firman Allah yang bermaksud: Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. ( Surah Ibrahim : 81).
3. Silsilah atau asal-usul keturunan baginda s.a.w. bermula dari Nabi Adam a.s hinggalah Abdullah bin Abdul Mutalib tidak terdapat seorang pun di antara mereka yang pernah melakukan perbuatan yang tidak senonoh. (dari hadith yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan lain-lain).
4. Pada saat kelahiran baginda s. a. w., bondanya melihat cahaya memancar menerangi istana-istana megah di Syam (diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal).

Rabu, 16 November 2011

Dua Hal Yang Memantik Musibah (Hb Umar Bin Hafidz)

Segala madah bagi Allah SWT, penghimpun manusia di hari kiamat yang telah dipastikan. Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah SWT, satu-satunya, yang tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang bakal meletakkan seluruh manusia di hadapan-Nya, guna diberi pahala atau siksa. Ketika itu, beruntunglah manusia-manusia beriman yang pandai memanfaatkan waktu hidupnya dengan menghadiri majelis kebajikan, ketaatan dan zikir, dan menyesallah mereka yang telah menghabiskan umurnya untuk berbuat maksiat. Aku bersaksi bahwa sang panutan, Nabi Muhammad SAW adalah rasul yang diutus oleh-Nya untuk menabur hidayah di muka bumi. Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam kepada Baginda Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang patuh kepada beliau hingga hari akhir nanti.


Wahai hamba Allah
Dalam majelis ini, aku berwasiat kepada kalian samua, sekaligus kepada diri sendiri agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Ketahuilah, barangsiapa bertakwa kepada Allah SWT, ia akan hidup penuh kekuatan dan berjalan di bumi-Nya dengan rasa aman dan tentram


Wahai hamba Allah
Ada dua perkara yang menyebabkan umat Rasulullah SAW ini kerap kali dilanda musibah dan bencana, dan sayang sekali, mereka tidak menyadari, atau bahkan tidak mempedulikanya sama sekali, sekalipun beliau SAW dan para ulama telah sering mengingatkan.
Dua perkara itu adalah, pertama, tiadanya penghargaan akan waktu, kesempatan dan umur yang telah dianugerahkan Allah Subhanahu Wata'ala. Sekarang ini, umumnya umat telah menyia-nyiakan waktu dan membuangnya untuk hal-hal yang kosong. Sebagian lagi menghabiskan waktu dalam perbuatan makruh, dan, bahkan kemaksiatan. Perbuatan ini setianya memancing amarah Allah SWT. Namun mereka abai serta tak mengindahkan. Maka tidaklah mengherankan apabila bencana demi bencana mulai merebak di negeri muslimin.


Kedua, pergaulan dan persaudaraan yang tidak lagi dilandasi itikad baik. Ketika umur dan waktu terbengkalai, ketika perkawanan tidak lagi dilandasi niat baik, maka kerusakan merajalela, fitnah dan cobaan bakal mendera umat, tak peduli di desa maupun di kota. Baginda Nabi SAW, dalam sabda-sabdanya, telah banyak mengingatkan umat agar memanfaatkan waktu dengan maksimal dan mendasari pergaulannya dengan niat soleh. Semua itu demi kebaikan umat sendiri. Akan tetapi sayang, orang-orang sudah tutup telinga dan mata. Mereka tak lagi berminat mendengarkan seruan beliau SAW.


Sadarlah wahai muslimin. Waktu adalah esensi kehidupanmu. Umur adalah peluang yang diberikan kepadamu. Berharga atau tidaknya hidupmu bergantung pada bagaimana kau memanfaatkan usiamu itu.


Rasulullah SAW bersabda, Di hari pembalasan nanti, dua telapak kaki seorang hamba akan tertahan dijembatan sirat. Takkan beranjak sampai ia ditanya mengenai empat hal. untuk apakah seluruh umur hidupnya? Dikemanakan usia mudanya? Dari mana ia mendapatkan harta dan digunakan untuk apakah harta itu? Sudahkah ilmunya diamalkan?

Senin, 14 November 2011

Keuntungan Cinta Kepada Nabi Muhammad

habibana achmad bin jindan menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah saw sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya, seorang pemuda datang mendekati Rasul sambil berkata, “Ya Rasulullah, aku mencintaimu.” Lalu Rasulullah saw berkata: “Kalau begitu, bunuh bapakmu!” Pemuda itu pergi untuk melaksanakan perintah Nabi. Kemudian Nabi memanggilnya kembali seraya berkata, “Aku tidak diutus untuk menyuruh orang berbuat dosa.” Aku hanya ingin tahu, apa betul kamu mencintai aku dengan kecintaan yang sesungguhnya?”Tidak lama setelah itu, pemuda ini jatuh sakit dan pingsan. Rasulullah saw datang menjenguknya. Namun pemuda itu masih dalam keadaan tidak sadar. Nabi berkata, “Nanti kalau anak muda ini bangun, beritahu aku.” Rasululah saw kemudian kembali ke tempatnya. Lewat tengah malam pemuda itu bangun. Yang pertama kali ia tanyakan ialah apakah Rasulullah saw telah berkunjung kepadanya. Diceritakanlah kepada pemuda itu bahwa Rasulullah saw bukan saja berkunjung, tapi beliau juga berpesan agar diberitahu jika pemuda itu bangun. Pemuda itu berkata, “Tidak, jangan beritahukan Rasulullah saw. Bila Rasulullah harus pergi pada malam seperti ini, aku kuatir orang-orang Yahudi akan mengganggunya di perjalanan.” Segera setelah itu, pemuda itu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Pagi hari usai shalat subuh, Rasulullah saw diberitahu tentang kematian pemuda itu. Rasul datang melayat jenazah pemuda itu dan berdo’a dengan do’a yang pendek tetapi sangat menyentuh hati, “Ya Allah, sambutlah Thalhah di sisi-Mu, Thalhah tersenyum kepada-Mu dan Engkau tersenyum kepadanya.”
Dengan hal itu Nabi menggambarkan kepada kita, bahwa orang yang mencintainya akan dido’akan oleh Nabi untuk berjumpa dengan Allah swt. Allah akan ridha kepadanya dan dia ridha kepada Allah, Radhiyyatan Mardhiyyah. Dia tersenyum melihat Allah dan Allah tersenyum melihatnya.
Ketika Rasulullah sedang duduk-duduk di tengah para sahabatnya, salah seorang pendeta Yahudi bernama Zaid bin Sa’nah masuk menerobos barisan jama’ah yang melingkarinya, seraya menyambar kain Rasulullah dan menghardiknya dengan kasar. Katanya, “Ya Muhammad! Bayarlah hutangmu. Kamu keturunan Bani Hasyim biasa memperlambat pelunasan.”


Pada waktu itu Rasulullah memang punya hutang kepada orang Yahudi itu, namun belum jatuh tempo. Umar yang melihat peristiwa itu langsung bangkit dan menghunus pedangnya, seraya memohon iin. Ucapnya, “Ya Rasulullah, ijinkanlah aku memenggal leher bedebah ini!”


Tetapi Rasulullah bersabda, “Ya Umar, aku tidak disuruh berdakwah dengan cara begitu. Antara aku dan dia memang sedang membutuhkan kebijaksanaanmu. Suruhlah dia menagih dengan sopan dan ingatkanlah aku supaya melunasinya dengan baik.”


Mendengar sabda Rasulullah tersebut, orang Yahudi itu berkata, “Demi yang mengutusmu dengan kebenaran. Sebenarnya aku tidak datang untuk menagih hutangmu, namun aku datang untuk menguji akhlakmu. Aku tahu, tempo pelunasan utang belum tiba waktunya...Akan tetapi aku telah membaca sifat-sifatmu dalam Kitab Taurat, dan ternyata terbukti semua, kecuali satu sifat yang belum aku uji, yaitu kebijakkanmu bertindak pada waktu marah. Ternyata tindakan bodoh yang ceroboh sekalipun engkau dapat mengatasinya dengan bijaksana. Itulah yang aku lihat sekarang ini. Maka terimalah Islamku ini, ya Rasulullah,..“Asyhadu alaa ilahailallah wa 'ashadu anna Muhammad Rasulullah”
“Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah.”.. Cara bersabar dengan membiarkan orang marah tanpa meladeninya merupakan cara efektif dakwah Rasulullah yang sering beliau lakukan. Kesabaran beliau malah mendapat simpati dari seorang Yahudi sehingga dengan kesadarannya sendiri ia mau memeluk agama Islam.
Subhanalloh.., Whallau'alam

Kesabaran Rasulullah Ketika Diludahi

Bukan hanya sekali saja Nabi dihina. Bahkan ada seorang wanita tua yang berani mencerca Nabi. Setiap kali Nabi melintas muka rumahnya, kala itu pula si wanita meludahkan air liurnya, “cuh,cuh,cuh.” Peristiwa itu berulangkali terjadi, bahkan hampir setiap hari...Suatu kali, ketika Nabi lewat di depan rumahnya, si wanita tadi tak lagi meludahinya. Bahkan, batang hidungnya saja tak kelihatan pula. Nabi pun menjadi “kangen” akan air ludah si wanita tadi. Karena penasaran, Nabi lantas bertanya kepada seseorang, “Wahai Fulan, tahukah engkau, dimanakah wanita pemilik rumah ini, yang setiap kali aku lewat selalu meludahiku?”..Orang yang ditanya menjadi heran, kenapa Nabi justru menanyakan, penasaran, dan tak sebaliknya merasa kegirangan. Namun, si Fulan tak ambil peduli, oleh karenanya ia segera menjawab pertanyaan Nabi,..“Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa si wanita yang biasa melidahimu sudah beberapa hari terbaring sakit?” Mendengar jawaban itu Nabi mengangguk-angguk, lantas melanjutkan perjalanan utk ibadah di depan Ka’bah, bermunajat kpda Allah Pemberi Rahmah...Sekembalinya dari ibadah, Nabi mampir menjenguk wanita peludah. Ketika tahu, bahwa Nabi, orang yang tiap hari dia ludahi, justru menjenguknya, si wanita menangis dalam hati. “Duhai betapa luhur budi manusia ini.


Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjenguk kemari.” Dengan menitikan air mata haru bahagia, si wanita bertanya, “Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?”


Nabi menjawab, “Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya.”


Mendengar ucapan bijak dari amnusia utusan Allah swt ini, si wanita menangis dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat. Lantas, setelah mengatur nafas akhirnya ia dapat bicara lepas, “Wahai Muhammad mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu.” Lantas si wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.

Jumat, 11 November 2011

Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein bin Ali bin Abi Thalib

Beliau adalah Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau dijuluki dengan julukan Abal Hasan atau Abal Husain. Beliau juga dijuluki dengan As-Sajjad (orang yang ahli sujud).

Beliau adalah seorang yang ahli ibadah dan panutan penghambaan dan ketaatan kepada Allah. Beliau meninggalkan segala sesuatu kecuali Tuhannya dan berpaling dari yang selain-Nya, serta yang selalu menghadap-Nya. Hati dan anggota tubuhnya diliputi ketenangan karena ketinggian makrifahnya kepada Allah, rasa hormatnya dan rasa takutnya kepada-Nya. Itulah sifat-sifat beliau, Al-Imam Ali Zainal Abidin.

Beliau dilahirkan di kota Madinah pada tahun 33 H, atau dalam riwayat lain ada yang mengatakan 38 H. Beliau adalah termasuk generasi tabi’in. Beliau juga seorang imam agung. Beliau banyak meriwayatkan hadits dari ayahnya (Al-Imam Husain), pamannya Al-Imam Hasan, Jabir, Ibnu Abbas, Al-Musawwir bin Makhromah, Abu Hurairah, Shofiyyah, Aisyah, Ummu Kultsum, serta para ummahatul mukminin/isteri-isteri Nabi SAW (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau, Al-Imam Ali Zainal Abidin, mewarisi sifat-sifat ayahnya (semoga Allah meridhoi keduanya) di didalam ilmu, zuhud dan ibadah, serta mengumpulkan keagungan sifatnya pada dirinya di dalam setiap sesuatu.

Sebelas Tanda Mencintai Nabi Muhammad SAW

Seseorang yang mengklaim bahwa dia mencintai seseorang akan lebih memilih yang dicintai dibanding semua orang, ia juga akan lebih memilih apa yang disukai oleh yang dicintainya, jika tidak demikian maka dia tidak akan bertindak sesuai yang dicintanya dan artinya cintanya juga tidak akan tulus. Tanda-tanda berikut ini akan menjadi jelas pada mereka yang benar-benar mencintai Nabi Muhammad SallAllahu alaihi wa Sallam.

Pertama : Tanda pertama cinta kepada Nabi Muhammad SallAllahu alaihi wa Sallam, adalah bahwa dia akan mengikuti contoh-contohnya, menerapkan cara Nabi saw dalam kata-kata, perbuatan, ketaatan kepada perintah-Nya, menghindari apa pun yang dilarang dan mengadopsi sikap Nabi saw pada saat diberi kemudahan, sukacita, kesulitan, dan penderitaan. Allah berfirman, "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad) dan Allah akan mencintaimu." [Al-Imran: 31]

Kedua : Tanda kedua adalah bahwa dia akan menyingkirkan keinginan sendiri dan nafsunya dengan mengikuti hukum yang didirikan dan didorong oleh Nabi SallAllah alaihi wa Sallam. Allah berfirman, "Kepada orang-orang sebelum mereka yang telah membuat tempat tinggal mereka di tempat tinggal (Kota Madinah), dan karena keimanannya mereka mengasihi orang yang telah beremigrasi ketempat mereka, mereka tidak menemukan irihati dan dengki dalam dada mereka untuk apa yang telah diberikan dan lebih memilih mereka atas diri mereka sendiri, meskipun mereka sendiri memiliki kebutuhan." [Al Hasyr: 9]

Ketiga : Tanda ketiga adalah bahwa kemarahan seseorang karena orang lain hanya demi mencari keridhaan Allah. Anas, putra Malik diberitahu oleh Nabi SallAllahu alaihi wa Sallam, "Anakku, jika Anda dapat menahan diri dari dendam di hati Anda dari pagi hingga sore, kemudian melakukannya." Dia kemudian menambahkan, "Anakku, yang merupakan bagian dari jalan kenabian bahwa barang siapa yang menghidupkan kembali cara saya dan mengasihi Aku, dan barangsiapa mencintaiku akan bersama dengan saya di surga." [Sunan Tirmidh, Kitab al-Ilm, Vol 4, Halaman 151]

Kenapa Sayyidah Fatimah Dicintai Rasulullah SAW ?

Suatu ketika Sayyidah Fatimah Azzahra putri tercinta Rasulullah SAW, berada di depan rumah beliau, tiba-tiba ada janazah yang hendak di bawa kekuburan lewat di depan sayyidah Fatimah Azzahra. Saat itu Sayyidah Fatimah bersama Sayyidah Asma binti khumaisy yang biasa menemani dan menghibur Sayyidah Fatimah setelah kepergian Rasulullah SAW.Tiba-tiba saat itu Sayyidah Fatimah menangis tersedu-sedu hingga membuat Sayyidah Asma panik lalu bertanya, “ wahai putri Rasulullah, kenapa engkau menangis melihat janazah itu? ada apa dengan janazah itu? ”Sayyidah fatimah menjawab, setiap orang yang mati akan dibungkus dengan kain kafan yang rapat lalu akan di bawa kelokasi pemakaman dengan di panggul oleh orang-orang yang membawanya?” (Dahulu sebelum adanya keranda mayat jika ada orang meninggal maka di saat di bawa ke kubur janazah di panggul di atas pundak orang-orang yang membawanya). Sayyyidah Asma menjawab, “ Tentu wahai putri Rasulullah? ” Kemudian Sayyidah Fatimah melanjutkan,” Dan akupun kelak akan di bawa kekubur seperti itu?” Sayyidah Asma menjawab “ Benar wahai putri Rasulullah”. Lalu Sayyidah Fatimah melanjutkan ” Itulah yang menjadikan aku menangis, sungguh aku sangat malu jika nanti aku meninggal , kemudian di bungkus kain kafan dengan rapat lalu di angkat di atas punggung orang-orang yang membawaku kekubur, sementara orang yang mengiring janazahku akan melihatku, sungguh aku sangat malu karena saat itu mereka akan melihat lekuk-lekuk tubuhku”.

Nasehat Al-Habib Umar Bin Hafidz


قَلْبَكَ بِمَحَبَّةِ إخْوَانِكَ يَنْجَبِرْ نُقْصَانُكَ وَ يَرْتَفِعْ عِنْدَ اللهِ شَأنَك
Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah.

مَنْ كَانَ أعْرَفُ كَانَ أخْوَفُ
Barang siapa Semakin mengenal kepada Allah niscaya akan semakin takut.

مَنْ لَمْ يُجَالِسْ مُفْلِحُ كَيْفَ يُفْلِحُ وَ مَنْ جَالَسَ مُفْلِحَ كَيْفَ لاَ يُفْلِحُ
Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung.

مَنْ كَانَ سَيَلْقَي فِي الْمَوْتِ الْحَبِيْبَ فَالْمَوْتُ عِيْدًا لَهُ
Barang siapa menjadikan kematiannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.

Dosa Yang Lebih Besar Daripada Zina

Kisah ini mungkin sudah sering kita baca, tapi tidak ada salahnya dimuat sebagai pengingat untuk menasehati diri
(Dikutip dari buku 30 KIsah Teladan - KH Abdurrahman Arroisy)

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan- pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam “Silakan masuk”.

Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia Berkata, “Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.”
“Apakah dosamu wahai wanita ayu?” tanya Nabi Musa a.s. terkejut.
“Saya takut mengatakannya.”jawab wanita cantik. “Katakanlah jangan ragu-ragu!” desak Nabi Musa.

Maka perempuan itupun terpatah bercerita, “Saya… telah berzina.
“Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan,

“Dari perzinaan itu saya pun…lantas hamil. Setelah anak itu lahir,langsung saya… cekik lehernya sampai… tewas,” ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, “Perempuan bejat, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!”… teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan.Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa.

Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?” Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?” Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. “Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?”

“Ada!” jawab Jibril dengan tegas. “Dosa apakah itu?” tanya Musa kian penasaran.”Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal.

Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina”

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.

Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
Wallahu a'lam bishawwab

Kamis, 10 November 2011

Kisah sang Waliyuallah

Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia sahaja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.

Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terunbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.

Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!" Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!"

Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, "Apa hal?" Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, "Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?"

Senin, 31 Oktober 2011

Cinta Rasulullah Terhadap Umatnya

Islam sampai kepada kita saat ini tidak lain berkat jasa Baginda Rasulullah Muhammad Saw sebagai sosok penyampai risalah Allah yang benar dan di ridhai. Dan nanti di padang mahsyar, tiap umat Islam pasti akan meminta syafa’at dari beliau dan menginginkan berada di barisan beliau. Namun, pengakuan tidaklah cukup sekedar pengakuan. Pasti yang mengaku umat beliau akan berusaha mengikuti jejak beliau dengan jalan mengikuti sunnah-sunnah beliau dan senantiasa membasahi bibir ini dengan mendoakan beliau dengan cara memperbanyak shalawat kepada Rasulullah
Sejarah tak akan mampu mengingkari betapa indahnya akhlak dan budi pekerti Rasulullah tercinta, Sayyidina Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam hingga salah seorang istri beliau, Sayyidatina Aisyah mengatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah “Al-Qur’an”. Tidak satu perkataan Rasulullah merupakan implementasi dari hawa nafsu beliau, melainkan adalah berasal dari wahyu ilahi. Begitu halus dan lembutnya perilaku keseharian beliau. Rasulullah adalah sosok yang mandiri dengan sifat tawadhu’ yang tiada tandingnya.
Beliau pernah menjahit sendiri pakaiannya yang koyak tanpa harus menyuruh istrinya. Dalam berkeluarga, beliau adalah sosok yang ringan tangan dan tidak segan-segan untuk membantu pekerjaan istrinya di dapur. Selain itu dikisahkan bahwa beliau tiada merasa canggung makan disamping seorang tua yang penuh kudis,

Ingin Dicium Rasulullah ?


Dalam dunia tasawuf, dikenal seorang yang bernama Syibli. Lengkapnya: Abu Bakar Dalf bin Jahdar as-Syibli. Orang menyebutnya majnun, alias gila, sinting, nyeleneh. Dia pernah memakai celak mata yang dicampur dengan garam, supaya ia tidak tertidur di waktu malam. Dengan begitu, ia bisa menghidupkan malam dengan shalat-shalat sunnat. Jika datang bulan Ramadhan, maka ia makin giat beribadah melebihi orang-orang di masanya. Mungkin inilah sebagian dari ke-sinting-an Syibli. Syibli lahir dan besar di Baghdad. Dia bersahabat dengan Junayd al-Baghdadi dan para ulama di masanya. Dia bermazhab Maliki. Wafat pada tahun 334 H atau 946 M, dan dimakamkan di Baghdad.

Syibli memang punya karamah. Dalam kitab Syarh Ratib al-Haddad, diceritakan bahwa Syibli mendatangi majlis Abu Bakar bin Mujahid. Melihat Syibli datang, Abu Bakar bangun dari duduknya, menyambutnya, memeluknya, dan mencium keningnya. Setelah kejadian itu, Abu Bakar ditanya oleh salah satu muridnya, ‘Duhai Guruku, engkau melakukan yang demikian kepada Syibli? Padahal, engkau dan semua penduduk Baghdad menganggapnya sinting?’

Dibalik Do'a yang tidak terkabul

Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong.

Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun dateng ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.

Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.

Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz.

Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.

Dahsyatnya surat Ar-Rahman

Sebuah kisah dari Abdul Wahid Bin Zaid dalam kitab Tanqihul Qoul, diceritakan beliau pernah berlayar dengan teman-temannya menggunakan kapal, saat diperjalanan kapalnya terkena angin sehingga beliau&teman2 terdampar pada suatu pulau yang blum pernah beliau singgahi, dan ketika itu beliau mendapati seseorang yang sedang menyembah patung(berhala), kemudian terjadi percakapan diantara mereka
Abdul Wahid Bin Zaid :“Engkau ini menyembah berhala, padahal diantara kita ini ada yang bisa membuat berhala, Lalu kenapa kau menyembahnya, padahal kita sendiri saja bisa membuat patung tersebut”,
Penyembah berhala: “Lalu apa yang yang kalian sembah?”,
Abdul Wahid Bin Zaid: “Kami menyembah Tuhan yang arsy nya itu ada dilangit, dan juga termasuk kekuasaannya dibumi, dan lautan bisa berjalan karena Tuhan kita yaitu ALLAH S.W.T”,
Penyembah berhala :” Siapa yang memberi tahumu?”
Abdul Wahid Bin Zaid: “utusanNya, yaitu NabiNya”
Penyembah berhala:”Lalu dimana Nabl itu?”
Abdul Wahid Bin Zaid:”Beliau sudah diambil kembali oleh ALLAH S.W.T”
Penyembah berhala:”Apakah kau ditinggalkan sesuatu oleh utusan itu”
Abdul Wahid Bin Zaid:”Ya ditinggalkan olehnya AL KITAB ALQUR’AN DAN SUNNAH
Penyembah berhala :”Kemudian apa yang kau ketahui dengan peninggalannya itu?”
Kemudian Abdul Wahid Bin Zaid membacakan surat AR RAHMAN
Bismillahirrohmaanirrohim : Ar rahmaan. ‘Allamal qur’an. Kholaqol insan. ‘Allamahul bayan..al ayah,
Penyembah berhala tersebut mendengarkan bacaan surat tersebut hingga selesai, kemudian dia menangis dan kemudian dia mengatakan “INI BETUL BETUL TUHAN YANG AGUNG dan INI ADALAH TUHAN YANG BENAR BENAR PATUT UNTUK DISEMBAH, KALAU BEGITU AKU MAU IKUT DENGAN ENGKAU” Kemudian org tersebut masuk islam dan keluar dari pulau tersebut kemudian ikut berlayar

Selasa, 25 Oktober 2011

Kesabaran dan Ikhlas adalah kunci Suksesnya Amal

Bismillahirrahmanirahiim
 
Ada Satu hal yang menarik saat saya mendengarkan sebuah ceramah di suatu majelis ta'lim.Beliau penceramah mengatakan bahwa amalkanlah sholawat setiap pagi dan petang , minimal 100x di setiap waktu tsb.Lakukan dalam 80 hari , insya allah anda akan mendapatkan sirr(rahasia) dari amalan tersebut seperti dimudahkan rezekinya , dimudahkan permasalahannya , dsb.Dan hal ini tidak mutlak harus 80 hari , allah biasanya membalas atau memberikan sirr tersebut dalam 40 hari , 20 hari , seminggu atau bahkan 3 hari.Ketahuilah , balasan allah itu tergantung pada niat anda saat membaca sholawat , apakah benar2 niat baca sholawat atau hanya ingin dapat rezeki yang melimpah , persoalan2 yang dihadapi berharap akan dimudahkan oleh allah swt.Inilah yang menyebabkan anda saat mengamalkan sholawat , tidak langsung diberikan balasan oleh allah.Ingatlah , jangan sampai anda menguji allah swt , tapi ketahuilah bahwa allah lah yang akan menguji kesabaran anda.Ikhlas mungkin adalah kata yang sesuai dengan dengan niat pengamalan suatu amal ibadah yang kita lakukan.Mengharap ridho allah adalah suatu hal yang mutlak yang harus ada pada niat kita , sungguh karena ridho allah itulah semua hal yang kita inginkan akan cepat dikabulkan oleh allah swt , anda akan bisa merasakan suatu ketenangan batin dalam kehidupan yang fana' ini , anda akan lebih merasakan nikmatnya dalam beribadah.Itu semua adalah berkah dari keikhlasan kita dalam beribadah kepada allah.
    Ingatlah , jangan mengharapkan suatu hal keduniawian dalam menjalankan suatu ibadah , tapi harapkanlah ridho allah.Jika anda mengharapkan keduniawian dalam beribadah maka yang anda kan dapatkan ialah dunia , tapi bagaimana jika anda berharap ridho allah , maka anda akan mendapatkan keduanya (ridho allah dan dunia).Berhentilah menghamba pada dunia , jangan anda sembah itu dunia.Utamakanlah akheratmu.Alhabib Abu bakar al-muchdor dalam ceramah beliau megatakan , "Dunia itu ibarat bayangan kita , kita kejar sampai kapanpun gak akan bisa kita mendapatkannya , tapi jikalau anda meniggalkannya , maka bayangan itu kan berbalik mengikuti kita." Subhanallah. Lantas masihkah kita akan menghamba pada dunia yang fana' ini , terus mengabaikan perintah allah dan rasulNya ?? , Marilah kita bersama-sama berlatih untuk ikhlas dalam beribadah kepada allah.

    Semoga Amal kita diterima oleh allah swt. amiin

Senin, 24 Oktober 2011

FATIMAH AZ-ZAHRA AS, PENGHULU WANITA SEMESTA (TELADAN BAGI SEMUA WANITA)

Fatimah as dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad saw diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra' dan Mikraj beliau.

Fatimah as hidup dan tumbuh besar di haribaan wahyu Allah dan kenabian Muhammad saw. Beliau dibesarkan di dalam rumah yang penuh dengan kalimat-kalimat kudus Allah SWT dan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Pada suatu hari, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw tentang sebab kecintaan beliau yang sedemikian besar kepada Fatimah as.
Beliau menegaskan, “Wahai ‘Aisyah, jika engkau tahu apa yang aku ketahui tentang Fatimah, niscaya engkau akan mencintainya sebagaimana aku mencintainya. Fatimah adalah darah dagingku. Ia tumpah darahku. Barang siapa yang membencinya, maka ia telah membenciku, dan barang siapa membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku.”
Kaum muslimin telah mendengar sabda Rasulullah yang menyatakan, bahwa sesungguhnya Fatimah diberi nama Fatimah karena dengan nama itu Allah SWT telah melindungi setiap pecintanya dari azab neraka.
Fatimah Az-Zahra’ as menyerupai ayahnya Muhammad saw dari sisi rupa dan akhlaknya.
Fatimah as mencintai ayahandanya melebihi cintanya kepada siapa pun.
Setelah ibunda kinasihnya, Khadijah as wafat, beliaulah yang merawat ayahnya ketika masih berusia enam tahun. Beliau senantiasa berusaha untuk menggantikan peranan ibundanya bagi ayahnya itu.
Pada usianya yang masih belia itu, Fatimah menyertai ayahnya dalam berbagai cobaan dan ujian yang dilancarkan oleh orang-orang musyrikin Makkah terhadapnya. Dialah yang membalut luka-luka sang ayah, dan yang membersihkan kotoran-kotoran yang dilemparkan oleh orang-orang Quraisy ke arah ayahanda tercinta.
Fatimah senantiasa mengajak bicara sang ayah dengan kata-kata dan obrolan yang dapat menggembirakan dan menyenangkan hatinya. Untuk itu, Rasulullah saw memanggilnya dengan julukan Ummu Abiha, yaitu ibu bagi ayahnya, karena kasih sayangnya yang sedemikian tercurah kepada ayahandanya.
Setelah Fatimah as mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah as).”
Kemudian, Jibril as datang untuk mengkabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib as. Tak lama setelah itu, Ali as datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah as. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?"

Buang Sifat Angkuh dan Sombong

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Sifat angkuh dan sombong telah banyak mencelakakan makhluk ciptaan Allah subhanahu wata’ala, mulai dari peristiwa terusirnya Iblis dari sorga karena kesombongannya untuk tidak mau sujud kepada Nabi Adam alaihis salam tatkala diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk sujud hormat kepadanya.

Demikian juga Allah subhanahu wata’ala telah menenggelamkan Qorun beserta seluruh hartanya ke dalam perut bumi karena kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah subhanahu wata’ala dan juga kepada sesama kaumnya.

Allah subhanahu wata’ala juga telah menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya di lautan karena kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah subhanahu wata’ala dan juga kepada sesama kaumnya, dan karena kesombongannya itulah dia lupa diri sehingga dengan keangkuhannya dia menyatakan dirinya adalah tuhan yang harus disembah dan diagungkan.

Kehancuran kaum Nabi Luth alaihis salam juga karena kesombongan mereka dengan menolak kebenaran yang disampaikan Nabi Luth alaihis salam agar mereka meninggalkan kebiasaan buruk mereka yaitu melakukan penyimpangan seksual, yakni lebih memilih pasangan hidup mereka sesama jenis (homosek), sehingga tanpa disangka-sangka pada suatu pagi, Allah subhanahu wata’ala membalikkan bumi yang mereka tempati dan tiada satu pun di antara mereka yang bisa menyelamatkan diri dari adzab Allah yang datangnya tiba-tiba.

Jangan merasa diri kite lebih sholeh

Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja.Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap . Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin. Untuk datang ke tempat pengajian, Mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10km dari rumah peninggalan orangtua mereka. Suatu ketika sang kakak berdo'a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, dia jabatannya naim dia menjadi
kepercayaan sang direktur.Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki.Dia mendapatkan bonus karena omzetperusahaannya naik. Lalu sang kakak berdo'a
memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya. Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo'a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do'anya itu. Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan
pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka. Suatu saat sang Kakak
merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo'a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo'a. Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo'a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, "

Pesan Rasulullah kepada Aisyah ra

SEBELUM tidur, Rasulullah SAW berpesan kepada Aisyah RA :

"Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :

1. Sebelum khatam Al Qur'an

2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di hari akhir

3. Sebelum para muslim meridhoi kamu

4. Sebelum kau laksanakan haji dan umroh"

Bertanya Aisyah :

"Ya Rasulullah.. Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?"

Rasul tersenyum dan bersabda : 1. "Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur'an." Bismillaahir rohmaanir rohiim,

Qulhuallahu ahad' Allahushshomad' lam yalid' walam yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' (3x)

2. "Membaca sholawat untuk ku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa'at di hari kiamat“. Bismillaahir rohmaanir rohiim, Allahumma shollii 'alaa Muhammad wa'alaa alii Muhammad (3x)“

3. "Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhoi kamu“. Astaghfirullahal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih (3x)

4. "Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan - akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh“.
Bismillaahir rohmaanir rohiim, Subhanallahi Walhamdulillaahi walaailaaha Illallahu Allahu akbar (3x)

*Untuk bisa d jadikan amalan kita bersama.
Kalau berkenan silahkan d broadcast ke saudara Muslim yang lain. RasuIullah saw bersabda ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang kekal bagi orang yang mengajarnya, meski hanya 1 ayat,dan meskipun kita sudah meninggal dunia...

Sabtu, 22 Oktober 2011

Tips Bangun Subuh

Sebagian orang sulit sekali untuk bangun shalat subuh tepat waktu. Karena itu luput darinya berbagai keutaman sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
مَنْ صَلَّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barangsiapa yang shalat di dua waktu yang dingin, maka dia akan masuk surga.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu)
Shalat di dua waktu yang dingin maksudnya adalah shalat ashar dan shalat subuh.
Rasulullah juga bersabda,
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ في ذِمَّةِ اللهِ ، فَانْظُرْ يَا ابْنَ آدَمَ ، لاَ يَطْلُبَنَّكَ اللهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيءٍ
“Barangsiapa yang shalat subuh, maka dia berada dalam perlindungan Allah. Maka lihatlah wahai anak Adam, sungguh Allah tidak minta sesuatu apapun darimu untuk mendapatkan perlindungannya.” (HR. Muslim dari Jundub bin Sufyan radhiyallahu ‘anhu)
Demikian juga luput darinya keutamaan shalat sunnah Fajar sebagaimana dalam hadits:
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – عَلَى شَيْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أشَدَّ تَعَاهُدَاً مِنهُ عَلَى رَكْعَتَي الفَجْرِ
“Tiada ibadah nafilah yang lebih dijaga oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam daripada dua rakaat shalat fajar.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Berikut ini ada beberapa tips agar Anda bisa bangun subuh tepat waktu. Tidak banyak. Anda hanya perlu mengingat dan mempraktekkan empat perkara berikut:
1. Memiliki ‘Azzam (Keinginan yang Kuat) untuk Bangun Tepat Waktu
Kalau perkara pertama ini tidak ada pada diri Anda, maka lupakanlah langkah-langkah di bawah karena mungkin tidak akan bermanfaat. Pada diri Anda harus ada keinginan yang kuat untuk bisa bangun tepat waktu. Tentu keinginan yang kuat ini harus disertai dengan doa, meminta kemudahan dan pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala.
2. Tidur lebih awal

Rabu, 12 Oktober 2011

Pencegah Turunnya Hikmah


Allah berfirman “barang siapa yang diberi hikmah oleh Allah, maka dialah orang yang diberi banyak kebaikan“. Seorang alim Yahya bin Muadz, beliau berkata:

تهوى الحكمة من السماءولاتنزل على قلب و فيه أربعة خصال:الركون الدنيا,الهمّ الى غد,حسد لأخ, حب الشرف والمنزله

Artinya: “Hikmah turun setiap saat dari langit, dan tidak turun kepada hati yang didalamnya terdapat empat sifat: bersandar pada dunia, panjang angan-angan, hasud kepada saudaranya, cinta kedudukan dan jabatan“.
Bersandar kepada dunia
Seseorang yang bersandar kepada dunia yaitu orang yang dalam pikirannya hanya memikirkan dunia, apa yang dicita-citakan hanya masalah duniawi. Padahal dunia dihadapan Allah adalah sesuatu yang hina, sedangkan orang yang bersandar kepada dunia memikirkannya setiap saat.  Sabda Rasulullah:

لوكانت الدنيا تعدل عندالله جناح بعوضة ماسقى كافرا منها شربة ماء

Artinya: ” jika seumpama dunia, memiliki kedudukan disisi Allah seberat sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum orang-orang kafir”.
Dari hadist tersebut kita ketahui betapa tidak berharganya dunia di sisi Allah, hingga orang-orang kafir, orang syirik, orang yang tidak ibadah dipersilahkan untuk bergelimang dengan dunia. Hanya karena suatu suatu perkara yang tidak lebih berat dari sayap nyamuk. sholat ditinggalkan, putus silaturrahim, ukhuwah pecah, hanya karena perkara dunia. Bagaimana mungkin Allah tidak murka terhadap hambanya yang lebih mementingkan dunia daripada taat kepada-Nya.  Maka dari itu, cinta kepada dunia adalah salah satu hal yang mencegah turunnya hikmah, yang merupakan ilmu yang haqiqah dalam hati seorang mukmin. Mari kita berusaha untuk tidak menyandarkan diri kita kepada dunia. Kalau kita sedang memikirkan dunia, coba kita alihkan pikiran kita untuk hal yang lebih bermanfaat, mengaji, menuntut ilmu. Jangan biarkan hati kita terusik bahkan teraniaya oleh dunia.


Pertanyaan besar para Sahabat


Wahai Rasulullah, terangkanlah padaku amal yang memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka
Meskipun Rasulullah Saw. menilai bahwa pertanyaan Mu’adz tentang amal yang mengantarkan ke surga dan menjauhkan dari neraka adalah pertanyaan besar, namun bukan berarti bahwa hal itu sulit (apalagi mustahil) dijawab.
عَنْ مُعاذٍ – رضي الله عنه – قال : قُلتُ : يا رَسولَ الله أَخبِرني بِعَمَلٍ يُدخِلُني الجَنَّةَ ويُباعِدُني مِنَ النَّارِ ، قال : (( لقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظيمٍ وإنَّهُ لَيَسيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ الله عليه : تَعْبُدُ الله لا تُشْرِكُ بهِ شيئاً ، وتُقيمُ الصَّلاةَ ، وتُؤتِي الزَّكاةَ ، وتَصُومُ رَمضَانَ ، وتَحُجُّ البَيتَ )) . ثمَّ قالَ : (( ألا أَدُلُّكَ على أبوابِ الخير ؟ الصَّومُ جُنَّةٌ ، والصَّدقَةُ تُطْفِئُ الخَطيئَةَ كَما يُطفئُ الماءُ النارَ ، وصَلاةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوفِ اللَّيلِ ، ثمَّ تلا : { تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ } حتَّى بَلَغَ : { يَعْمَلُوْنَ }…. رواهُ الترمذيُّ ، وقال : حَديثٌ حَسنٌ صَحيحٌ .
Dari Mu’adz bin Jabal (semoga Allah meridhoinya) berkata, “Aku berkata kepada Rasulullah Saw., ‘Wahai Rasulullah, terangkanlah padaku amal yang memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.’ Rasulullah menjawab, ‘Sungguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar. Dan hal itu mudah bagi orang yang Allah mudahkan: engkau beribadah kepada Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan haji ke baitullah.’ Kemudian Rasulullah Saw. mengatakan, ‘Inginkah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah tameng, sedekah menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam (seraya beliau membacakan ayat ‘Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.’ (Q.S. As-Sajdah [32]: 16-17)).’” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dia menyatakan hadits ini hasan)
Rasulullah Saw. mengatakan, “Sungguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar. Dan hal itu mudah bagi orang yang Allah beri kemudahan.”
Karena kita juga ingin dimasukkan ke surga dan dijauhkan dari neraka, mari kita ikuti jawaban Rasulullah Saw. Rasul memulai jawabannya dengan menyebut lima hal, yakni “Engkau beribadah kepada Allah dengan